Cip Audio Anyar Vivo Janjikan Suara Makin Detil

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2017 08:17 WIB
Vivo menggunakan cip decoding DAX yang mengubah file musik digital menjadi gelombang suara analog dan cip amplifier untuk meningkatkan detil suara.
Vivo ingin hadirkan audio kualitas tinggi. Sehingga pamanufaktur ponsel asal China ini terus perbarui teknologi pemroses suara untuk ponsel-ponselnya. (Dok. Vivo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai perangkat yang punya berkemampuan segala, mengelola audio di ponsel cerdas bukan perkara mudah. Menjejalkan berbagai cip dalam satu perangkat mungil, membuat ponsel cerdas sulit memberikan performa audio yang memuaskan.

Terutama saat pengguna menggunakan headphone berimpendensi besar. Seringkali, ponsel kurang memberikan tenaga audio yang cukup di headphone semacam ini. Hasilnya, suara yang dikeluarkan terdengar lemah, bass pun kurang bertenaga. 

Untuk itu, Vivo mencoba memberikan ponsel cerdas dengan kemampuan Hi-Fi (High Fidelity). Hi-Fi sendiri adalah reproduksi suara dengan distorsi minimum, sehingga menyerupai suara asli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar ponsel cerdas bisa memberikan detil suara yang kaya dan sedikit distorsi, tidak hanya memerlukan file sumber atau headphone yang bagus. Tapi, kualitas cip DAC juga menentukan. Cip inilah yang akan mengubah file musik digital menjadi gelombang suara analog yang bisa didengar oleh telinga manusia.

Cip DAC yang buruk bisa memberikan noise yang mengganggu saat file dimainkan. Cip ini juga bisa jadi tak mendukung semua jenis file musik. DAC yang buruk juga bisa memberikan distorsi jitter. Jitter adalah kerusakan timing digital akibat transmisi yang lambat. Akibatnya, lagu terdengar terputus-putus atau malah ter-pause.

Vivo masih serius kembangkan produksi suara Hi-Fi pada ponsel besutan mereka. Foto: CNN Indonesia/Eka Santhika Parwitasari


Teknologi audio baru

Dalam gelaran Mobile World Congress Shanghai 2017 lalu, Vivo memperkenalkan solusi Hi-Fi dengan cip DAC (digital to analog converter) costumized (dibuat sesuai pesanan) dan cip amplifier (penguat sinyal) headphone yang juga custom

Dalam siaran persnya, cip decoding DAC baru ini diklaim bisa meningkatkan kemampuan ponsel mereka untuk memberikan detil suara yang lebih baik. Sementara pembaruan pada amplifier headphone, bisa meningkatkan SNR (signal-to-noise-ratio), dynamic range, distorsi, dan output power.

Sayang, Vivo tidak menyebutkan tipe cip baru mereka ini. Tidak juga disediakan waktu presentasi di panggung MWCS 2017 untuk memamerkan kemampuan audio teranyar mereka ini. Dua teknologi yang dipresentasikan hanya terkait kemampuan sensor sidik jari Under Display dan kemampuan teknologi foto terbaru mereka.



Lebih kaya

Dari penilaian subjektif disebutkan kalau teknologi ini memberikan resolusi audio, dorongan suara, detil yang lebih kaya, dan persepsi ruang yang lebih kuat.

Cip untuk headphone amplifiernya juga digadang-gadang meningkatkan efisiensi konsumsi daya dan keseluruhan pengalaman audio.

Disebutkan pula bahwa teknologi ini diklaim melebihi kemampuan audio pada Vivo X Play6. Seri X adalah ponsel yang hanya dipasarkan di China. Sementara seri V adalah penamaan tipe untuk ponsel yang dijual diluar China.

Performa audio Vivo X Play 6 memberikan kekuatan SNR 122dB, dynamic range 120dB, distorsi -111dB, dan output power 2,2 VRms.



Cip DAC

Sebelumnya, Vivo menggunakan kombinasi cip DAC Sabre 9081, decoding chipset ES9018 SK hyni K2M dan headphone amplifier ESS Sabre ES9601 .

Sabre 9081 adalah salah satu DAC yang memberikan kekuatan SNR 122dB. Meski demikian, pihak Vivo belum mengonfirmasi apakah cip ini yang digunakan pada X Play 6.

SNR adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan tingkat sinnyal dari audio yang diinginkan dibanding dengan tingkat sinyal noise.

Martin Marllinson, pembuat ES9018 yang juga Design Director of ESS High-quality audio chip, menyebutkan bahwa kombinasi cip DAC dan amplifier Sabre 9081 memberikan kekuatan audio 122dB.

Cip amplifier

Kes Tam, TI Senior Audio Expert menyebutkan bahwa cip audio yang digunakan pada ponsel Vivo terdahulu memiliki arsitektur amplifier multilevel.

"Multilevel amplifier architecture banyak digunakan pada PC dan player (audio). Tapi jadi tantangan besar untuk diaplikasikan di smartphone," tuturnya dalam salah satu video Vivo.

"Untuk memuaskan permintaan tinggi atas Hi-Fi 2.0, TI (Texas Instrument) perlu menjaga performa dengan memotong konsumsi daya dan ukurannya lebih dari setengah. TI baru yang di-custom untuk Vivo (adalah) OPA1612," tandasnya.

Teknologi chipset DAC dan amplifier yang disebutkan diatas adalah teknologi terdahulu Vivo. Tekologi audio baru mereka disebut-sebut bisa lebih baik dari dua teknologi terdahulu ini. Kita nantikan saja, sebaik apa kemampuan audio di ponsel teranyar Vivo nanti.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER