Lindung Potensi Bisnis, Instagram Giat Saring Konten Negatif

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2017 03:01 WIB
Instagram memakai cara manual dan sistem terkomputerisasi untuk menghalang konten negatif.
Instagram jaga agar platformnya tak terpapar konten negatif. Filter dilakukan secara manual dan otomatis. (dok. CNN Indonesia/Bintoro Agung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring meroketnya jumlah pengguna aktif, Instagram berupaya menjaga layanan mereka bebas dari konten negatif. Setidaknya Instagram memakai dua cara untuk mencegah konten negatif berseliweran di layanan mereka.

Susan Rose selaku Product Marketing Manager Instagram mengatakan pihaknya memakai cara manual dan sistem terkomputerisasi untuk menghalang konten negatif.

"Kami sangat peduli dengan kualitas konten di platform. Kami tidak ingin sampai ada spam dan konten kekerasan di sana," ujar Susan dalam paparan pencapaian Instagram di Jakarta, Rabu (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rose menuturkan sistem pemantauan konten berjalan secara bertahap. Ketika ada laporan yang masuk dari pengguna, Instagram akan meninjau apakah ada unsur-unsur yang melanggar kebijakan konten dengan memperhitungkan konteks yang berlaku di tiap wilayah.

"Semua pengguna baik yang organik atau yang berbayar dapat memberi umpan balik dengan menandai konten yang tak layak ke tim kami," ucap Susan.

Upaya Instagram mencegah konten negatif berkeliaran tak lepas dari perkembangan bisnis yang sedang mereka nikmati. Seperti diketahui, Instagram sedang mengalami masa jayanya dengan pencapaian 700 juta pengguna aktif tiap bulan di seluruh dunia.

Sementara di Indonesia, pengguna Instagram berlipat ganda menjadi 45 juta, naik lebih dari 100 persen dari 22 juta di awal tahun lalu. Dengan jumlah tersebut, Indonesia jadi negara dengan pengguna terbanyak di Asia Pasifik.

Fitur Story jadi salah satu pendongkrak kenaikan tersebut. Data internal Instagram menemukan pengguna di Indonesia menghasilkan Story dua kali lebih banyak dari jumlah rata-rata global.

Dengan modal tersebut, Instagram jadi pilihan baru bagi para perusahaan yang ingin beriklan di medium digital. Untuk menjaga potensi bisnis tetap cerah di masa depan, aktif membersihkan layanan dari konten negatif merupakan kewajiban.

YouTube adalah contoh platform yang kecolongan terhadap maraknya konten tak layak. Sebanyak 250 pengiklan hengkang dari YouTube pada Maret lalu lantaran iklan mereka terpampang di video bernada terorisme.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER