Jakarta, CNN Indonesia -- Terkuncinya sejumlah perangkat Apple belakangan ini diperkirakan bukan karena ransomware. Konsultan teknis ESET Indonesia Yudhi Kukuh mengatakan, dalam kasus ini data di dalam komputer tidak dienkripsi layaknya ketika virus ransomware menyerang.
"Aktivitas ancaman siber yang mengancam pengguna Apple yang diduga sebagai serangan ransomware tidak benar adanya, karena data yang berada di dalam perangkat tidak dienkripsi," ucap Yudhi dalam rilis yang diterima pada Jumat (11/8).
Sebaliknya, Yudhi melihat serangan ini memanfaatkan fitur Apple sendiri, yakni Lost Mode. Dengan fitur tersebut, pelaku bisa mengunci perangkat Apple apa saja, mulai dari iPhone, iPad, dan MacOS.
Fitur Lost Mode ini terdapat dalam aplikasi Find My iPhone. Fitur ini dapat diaktifkan untuk mengunci perangkat jika hilang. Tujuannya, untuk melindungi data pribadi agar tak dapat diakses oleh orang asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudhi menduga, para pelaku mendapat akses Lock Mode ini dengan membajak iCloud pengguna dengan kata sandi yang mereka dapatkan dari kebocoran iCloud.
"Ketika komputer masuk ke Lost Mode, kunci firmware ikut ditambahkan," ujar Yudhi.
Kasus peretasan ini awalnya diduga memakai ransomware karena meminta tebusan kepada pemilik perangkat sebesar US$50 dalam bentuk Bitcoin. Peretas menjamin data aman begitu tebusan mereka dipenuhi.
(has)