Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, Google Doodle merayakan peraih Nobel Kimia asal Australia, Sir John Cornforth, yang berulang tahun ke-100. Bersama-sama sang istri, Cornforth telah menulis lebih dari 40 makalah mengenai banyak subyek termasuk struktur 3D hormon.
Ia dan istrinya membuat penelitian sintesis kolesterol, steroid dan senyawa organik lainnya.Penelitian mereka melibatkan pemeriksaan struktur bahan kimia kompleks seperti enzim, yang sangat penting dalam banyak proses kimia dalam tubuh.
Karyanya membuka pintu bagi penemuan lain, termasuk pengembangan obat penurun kolesterol yang telah menguntungkan jutaan pasien di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hebatnya, pria ini tetap berkarya meski dia adalah seorang difabel. Cornforth mulai tuli sejak usia 20 tahun. Selain itu, ia mengidap otosclerosis, penyakit dalam yang membuatnya sepenuhnya tuli di usia sangat muda. Meski demikian, dia tetap belajar di University of Sydney.
Saat berkuliah di Oxford, Conforth bergabung dengan sebuah tim yang mengembangkan penisilin antibiotik dan membantu pengerjaan memurnikan dan mengkonsentrasikannya. Kemudian dia dan istrinya bekerja di Medical Research Council untuk melanjutkan penelitan tersebut.
Pada 1968 Cornforth dianugerahi Medali Davy bergengsi bersama dengan kolaboratornya George Popják. Dia sendiri mendapatkan Nobel Prize untuk Kimia bersama ilmuwan Kroasia, Vladimir Prelog, yang juga mempelajari molekul stereokimia (struktur 3D) dan reaksi organik.
Cornforth juga menyampaikan penghormatan kepada istrinya yang telah menjadi teman kolaborasinya sepanjang perjalanan karirnya sebagai ilmuwan. Dia telah menjadi seorang profesor di Universitas Warwick dan Sussex selama karirnya yang terkemuka.
"Kemampuan eksperimennya telah membuat sebagian besar kontribusi; dia telah menenangkan saya melampaui keterbatasan komunikasi yang dialami seorang tuli; dorongan dan ketabahannya adalah dukungan terkuat saya," kata dia untuk sang istri.
Pria yang lahir ini lahir pada 7 September 1917 di Sydney itu mengubur dirinya dalam buku-buku kimia. Alhasil, ia berhasil lulus sebagai mahasiswa terbaik di kelas. Dia juga bertemu dengan calon istrinya, Rita Harradence, di sana.
Keduanya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 di University of Oxford dan menikah di 1941. Cornforth mendapatkan Nobelnya pada 1977.
Cornforth dan istrinya meninggal di usia senja pada 2012 dan 2013. Sang istri, Harradence, meninggal terlebih dulu di usia 97 tahun sementara Cornforth meninggal di usia 96 tahun.
(evn)