Jakarta, CNN Indonesia -- Nokia mengumumkan rencana perusahaan untuk mengurangi 597 pekerjaan di Prancis hingga akhir 2019 pada Rabu (6/9). Langkah ini diambil untuk menghemat 1,2 miliar euro dari total pengeluaran perusahaan hingga 2018.
Pernyataan ini dibuat setelah Nokia mengalami kerugian bersih 766 juta euro tahun lalu. Jumlah pekerjaan yang dimiliki saat ini dinilai 10 persen terlalu banyak dari kebutuhan total angkatan kerja di negara ini.
Karyawan yang terkena dampak dari pengurangan ini berasal dari Nokia Solutions Networks France dan Nokia-owned Alcatel-Lucent International. Alcatel dan Nokia mempekerjakan 4.200 orang di Prancis.
Pemotongan lapangan pekerjaan di Perancis akan banyak di pekerjaan layanan administrasi dan dukungan. Karyawan di bidang penelitian dan pengembangan tidak akan terkena dampak karena perusahaan berfokus pada jaringan telekomunikasi 5G berkecepatan tinggi, peralatan keamanan siber dan
internet-linked.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Nokia mengakuisisi Alcatel-Lucent pada 2015 dalam kesepakatan saham senilai 15,6 miliar euro, tiga kali lebih banyak daripada biaya pembelian
handset bisnis Nokia di 2013. Nokia sebenarnya sempat berjanji pada Alcatel tak akan mengurangi pekerjaan dalam dua tahun setelah akuisisi.
Kendati demikian, beberapa serikat buruh di Perancis seperti CFDT, CFE-CGC, CGT, dan CFTC meminta untuk bertemu dengan Kementerian Ekonomi setempat untuk membahas besarnya jumlah pekerjaan yang dikurangi Nokia-Alcatel. Para serikat buruh Prancis menyebut langkah ini "tidak dapat diterima."
Kementerian Ekonomi mengatakan pada
Reuters bahwa pertemuan itu akan dilaksanakan dalam beberapa pekan ke depan. Dia akan membuat sebuah komite sendiri yang terdiri dari perwakilan serikat kerja dan perusahaan untuk memantau isu ini.