Jakarta, CNN Indonesia -- Di masa lalu, Facebook telah membangun alat untuk mengetahui keamanan penggunanya di kala terjadi krisis,
Safety Check. Hari ini untuk memenuhi kebutuhan krisis yang lebih besar, perusahaan yang dibangun oleh Mark Zuckerberg itu mengumumkan bahwa mereka meluncurkan Respon Krisis.
Layanan ini termasuk pemeriksaan keamanan, bantuan komunitas dan pengumpulan dana untuk mendukung pemulihan setelah krisis yang disajikan dalam satu wadah. Facebook juga memberikan pembaruan tautan untuk artikel, video, dan foto yang bisa diunggah secara publik oleh komunitas Facebook untuk membantu orang agar lebih terpapar informasi mengenai sebuah krisis.
"Hari ini, kami mengumumkan Respon Krisis, sebuah pusat informasi di Facebook di mana masyarakat bisa menemukan lebih banyak informasi mengenai krisis yang baru terjadi dan perangkat kami untuk merespon krisis," demikian tulis Facebook dalam keterangan resmi.
Facebok mengatakan telah mengembangkan alat-alat untuk merespons krisis berdasarkan apa yang mereka pelajari dari komunitasnya. Fitur ini pun akan segera bisa diakses dalam beberapa minggu ke depan dari
homepage desktop atau tombol menu di ponsel pengguna Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengguna akan melihat beberapa alat yang disediakan Facebook untuk merespons krisis. Pemeriksaan keamanan, misalnya, adalah sebuah cara mudah yang memungkinkan teman-teman dan keluarga mengetahui bahwa pengguna berada dalam keadaan aman.
Fungsinya akan tetap sama seperti yang sudah ada saat ini dan akan ditampilkan di bagian atas dari laman krisis jika pengguna sedang berada di area yang sedang terkena krisis.
Sementara itu, tautan ke artikel, foto dan video memungkinkan pengguna membagikan konten yang berhubungan dengan krisis dari unggahan publik yang dapat membantu orang memahami informasi yang lebih banyak mengenai sebuah krisis.
Selain itu, pengguna juga bisa meminta bantuan untuk komunitas yang terkena krisis melalui alat 'Bantuan Komunitas'. Pengguna juga bisa melakukan penggalangan dana melalui 'Respon Krisis'.
"Kami harap pembaruan ini akan terus memberikan orang-orang informasi yang membantu mereka untuk tetap aman dan membantu komunitas untuk melakukan pemulihan keadaaan," pungkas aplikasi jejaring sosial media dengan 2 miliar pengguna bulanan ini.