Jakarta, CNN Indonesia -- Apple menerima lonjakan permintaan data pengguna dari pemerintah Amerika Serikat pada paruh pertama tahun ini. Disebutkan, mereka menerima sebanyak empat kali lipat lebih banyak di banding tahun lalu.
Dalam laporannya, Apple mengungkapkan mereka menerima antara 13.250 sampai 13.499 permintaan data pelanggan dari pemerintah Amerika Serikat yang bisa mempengaruhi privasi 9.000 sampai 9.249 pengguna. Kondisi ini berbalik dari tahun lalu yang hanya menerima 2.750 sampai 2.999 permintaan.
Permintaan ini datang dalam bentuk National Security Letters (NSL), sejenis dokumen yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat untuk meminta data komunikasi yang dikirim ke penyedia layanan atau perusahaan terkait. Selain permintaan datang dalam bentuk NSL, ada juga Foreign Intelligence Surveillance Act atau FISA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir
Fortune, staf pengajar dari Electronic Frontier Foundation, Andrew Crocker mengatakan bahwa tren jumlah permintaan pemerintah terhadap perusahaan teknologi telah meningkat sejak 2014.
"Tidak ada rekam jejak yang besar di sini, tapi Anda bisa mulai membuat grafik sederhana dan trennya terlihat melonjak," kata Crocker.
Terkait permintaan data pelanggan oleh pemerintah Amerika Serikat, perusahaan Microsoft Corp dan Facebook Inc belum melaporkan data untuk tahun 2017 ini.
Sementara, Google juga menerima permintaan data melalui NSL dari pemerintah Amerika Serikat pada paruh pertama tahun ini, tapi angkanya masih kurang lebih sama dengan tahun lalu.
Disebutkan, Google menerima kisaran angka permintaan yang kurang lebih sama tahun ini dibanding tahun lalu. Tahun ini, mereka menerima permintaan antara 0 hingga 499 NSL dengan rentang 1.000-1.499 pengguna. Angka ini tak jauh beda dengan tahun lalu, permintaan hanya 500 dengan 999 akun pengguna, seperti laporan transparansi Google.