Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca hengkangnya Ford Motor dari Indonesia lebih kurang setahun yang lalu. Kini pabrikan asal Amerika Serikat itu nampaknya bakal memulai kembali bisnisnya di tanah air.
Bisnis Ford di Indonesia akan diambil alih RMA Group Indonesia. Saat ini, perusahaan tersebut sudah membawahi layanan purna jual konsumen Ford di Indonesia yang tak lagi dipegang oleh Ford Motor Indonesia (FMI).
"Ya kami ingin jualan. Kalau bisa tahun depan semester satu udah bisa (jualan)," kata Senior Manager Marketing dan Sales RMA Indonesia Yanto Mardianto kepada
CNNIndonesia.com, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, permintaan agar Ford kembali membawa produknya mengaspal di Indonesia berasal dari berbagai pihak. Terutama para konsumen Ford saat ini. Setelah lima tahun pemakaian, banyak yang berkeinginan untuk mengganti mobilnya dengan penyegaran Ford selanjutnya.
Selain itu, optimisme Yanto untuk kembali membawa Ford ke Indonesia adalah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, khususnya untuk
after sales.
"Lalu, harga jual mobil Ford udah kembali normal. Tidak seperti pas baru banget ditinggal, sempet
drop ya. Itu indikator juga bahwa respon pemilik Ford terhadap layanan yang kami cukup positif," kata dia.
Alasan lain, ia berujar, bahwa sebetulnya pertumbuhan pasar otomotif di dalam negeri terbilang stabil. Ia melihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pertahun berkisar satu juta unit.
"
Market kan stabil ya. Nah ini bisa meyakinkan mereka (pusat Ford) ya. Kecuali Indonesia kena krisis," ujarnya.
Izin Belum KeluarMeski demikian, Yanto menuturkan bahwa RMA Group belum memperoleh izin dari pusat Ford di negara Paman Sam.
"Kami belom dapat izin, tapi tetap berusaha mengembalikan Ford ke
market Indonesia. Banyak yang nanyain juga soalnya," kata dia.
Bagi dia, saat ini ada lima fokus yang diinginkan oleh Ford saat ini kepada RMA Group, selain dua di antaranya ialah pelayanan
after sales service dan ketersediaan suku cadang Ford.
Ford pusat ingin agar RMA juga memperhatikan terkait layanan rencana garansi, asisten darurat di jalan untuk membantu pengendara saat keadaan darurat, hingga pelatihan kepada tiap teknisi milik Ford.
"Gimana caranya, ya kami memberikan pelayanan terbaik. Lima layanan yang udah kami lakukan selama setahun itu. Nah indikatornya udah keliatan, kami mempunyai kecil sekali konsumen yang komplain," ujar dia.
Ia juga belum dapat memastikan, apakah dengan sudah menjalankan fokus tersebut selama ini dapat mempercepat langkah RMA Group untuk kembali menjual
line up kendaraan Ford.
"Ya kami belom tau (responnya) dan intinya, kami sedang berusaha biar Ford memberikan
approve," kata Yanto.
Ford sendiri masuk ke Indonesia di bawah bendera FMI pada 2002 silam dan sudah mengoperasikan 44 diler. Belasan tahun berselang, atau lebih tepatnya pada 25 Januari 2016 berita soal pemberhentian operasinya di dalam negeri diumumkan.
(eks)