'Banjir' Data Paksa Grab Berevolusi Tiap Dua Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 26 Okt 2017 08:43 WIB
Grab mencatat dalam sehari menerima sekitar satu terabita data yang diolah menggunakan puluhan ribu CPU dan ratusan database.
Ditesh Gatani, Head of Engineering Grab. (CNN Indonesia/ Bintoro Agung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan transportasi berbasis teknologi seperti Grab menggantungkan nasib bisnisnya pada data. Pengolahan data yang benar adalah syarat bagi mereka untuk bertahan di industri.

Ditesh Gatani, Head of Engineering Grab, mengatakan saking banyaknya data yang harus dikelola, setiap dua tahun timnya harus menulis ulang sistem platform mereka.

"Kami dipaksa memprediksi membuat sistem baru untuk dua tahun ke depan agar layanan kami tetap relevan," ujar Ditesh saat ditemui di Kudoplex, Jakarta, Rabu (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam paparannya, Ditesh menyebut layanan Grab sudah ada di 63 juta perangkat di 132 kota di Asia Tenggara. Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini mengklaim melayani ribuan pesanan tiap detiknya.

Padahal tiga tahun lalu, Ditesh mengaku kemampuan Grab hanya satu pesanan setiap dua detik. "Padahal dulu kami sudah senang banget bisa secepat itu," kenang Ditesh.

Jika tiga tahun lalu operasional mereka hanya ditopang oleh satu database, 100 CPU, dengan data masih di hitungan gigabita, sekarang mereka telah disokong puluhan ribu CPU, ratusan database, dengan data yang dikelola mencapai satuan terabita.

Grab tercatat punya enam pusat riset dan pengembangan yang tersebar di Singapura, Beijing, Seattle, Ho Chi Minh, Bangalore, dan Jakarta. Di Jakarta, pusat riset Grab berada di Kudo, startup yang mereka akuisisi pada pertengahan tahun ini.

Sekitar 10 terabita data yang Grab kelola per hari mempercepat mereka dalam mempertemukan pengemudi dan penumpang. Jarak yang paling dekat, rekomendasi tempat yang ramai penumpang agar dijemput penumpang, merupakan contoh hasil pengolahan big data tim Ditesh.

"Dulu kalau ada pesanan kita akan broadcast ke semua pengemudi dan menunggu siapa yang bersedia mengangkut. Sekarang dengan teknologi yang ada kami bisa mencocokkan banyak pesanan di satu area secara bersamaan," ungkapnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER