Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga riset IDC
(International Data Corporation) menemukan pengiriman ponsel pintar di Indonesia mencapai 7,2 juta pada kuartal III. Angka ini turun cukup jauh dibandingkan pencapaian di kuartal sebelumnya.
Pengiriman ponsel kuartal ini menukik 8,6 persen secara
quarter over quarter (QoQ). Namun bila dihitung secara
year over year (yoy), pengiriman ponsel hanya turun 1,1 persen.
"Selain dari aktivitas ritel musiman setelah periode libur Lebaran di 2017 Q2, beberapa perusahaan smartphone mengambil kesempatan untuk membersihkan inventory mereka di kuartal tersebut demi memberi ruang pada model-model baru yang akan diluncurkan di Q4, saat aktivitas ritel diprediksi akan membaik kembali," kata Risky Febrian,
Associate Market Analyst IDC Indonesia, dalam rilisnya, Rabu (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati secara keseluruhan menurun, IDC mencatat ada kenaikan harga rata-rata ponsel cerdas menjadi US$193 atau sekitar Rp2,6 juta. Angka tersebut naik 9 persen dibanding perolehan kuartal kemarin dan 31 persen dibanding periode tahun lalu.
Laporan IDC melihat model populer dari Samsung dan Oppo berkontribusi terhadap kenaikan harga ponsel. Kedua merek tersebut diketahui mematok harga yang lebih tinggi untuk model-model yang populer.
Laporan yang sama juga memperlihatkan bahwa Samsung masih merajai pasar dalam negeri dengan pangsa pasar sebesar 30 persen, diikuti oleh Oppo yang sudah merebut 25,5 persen pasar. Advan menjadi satu-satunya produsen lokal di lima besar, meraih 8,3 persen pasar. Di belakangnya, terdapat Vivo dengan 7,5 persen dan Xiaomi 8,2 persen.
IDC juga memprediksi kamera ganda dan bingkai minim akan tetap jadi tren ponsel cerdas di periode mendatang. Selain mengajak pelanggan beralih ke teknologi yang lebih canggih, para vendor diprediksi akan bermain di harga tapi tetap bisa menyempilkan kedua fitur tersebut.
Seperti diketahui, tren minim bingkai lebih banyak diusung oleh ponsel premium seperti Galaxy S8 atau LG G6 yang keluar di awal tahun ini.
(evn)