Jakarta, CNN Indonesia -- GoPro dilaporkan berencana merumahkan sekitar 200 hingga 300 karyawan pekan ini. Mayoritas dari mereka diketahui berasal dari divisi aerial, bagian perusahaan yang bertanggung jawab terhadap
drone Karma.
Kabar ini diketahui dari surel yang dikirimkan manajemen kepada karyawannya. Perusahaan mengungkapkan rencana untuk memberhentikan karyawan dengan dalih untuk melakukan restrukturisasi bisnis.
"Keputusan ini dibuat untuk menyelaaskan sumber daya perusahaan dengan kebutuhan bisnis," tulis perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber dalam perusahaan juga menyebut karyawan yang terkena imbas pemutusan kerja akan dibebastugaskan, meski masih mendapat bayaran hingga 16 Februari 2018.
Diversifikasi produk nampaknya tak mampu memberikan pengaruh bagi bisnis GoPro. Penjualan
drone Karma yang sejak awal sempat didera berbagai krisis disinyalir tak sesuai harapan perusahaan.
Dilaporkan
Techcrunch, sejumlah kasus sempat mewarnai kemunculan
drone Karma sejak dipasarkan perdana. GoPro sempat memutuskan untuk menarik kembali penjualan
drone Karma akibat masalah baterai yang memicu
drone tiba-tiba jatuh saat sedang terbang.
Usai melakukan perbaikan, GoPro memastikan Karma bisa dijual kembali pada Februari 2016.
Namun, kembalinya drone Karma saat itu menjadi pil pahit bagi GoPro lantaran pesaingnya DJI telah memperkenalkan drone Mavic Pro dan Spark ke pasaran. DJI bahkan dikabarkan tengah menyiapkan kerjasama dengan pembesut
drone 3DR asal California untuk menghadang GoPro.
(evn/evn)