Jakarta, CNN Indonesia -- Naik turun bisnis GoPro di ranah kamera aksi hingga kini masih terus berlanjut. Perusahaan yang sempat dianggap minim inovasi itu harus menghadapi merosotnya nilai saham.
Setelah tiga tahun eksistensinya, kini GoPro justru fokus mengembangkan fitur pendukung. QuickStories dikembangkan secara khusus sevagai fitur yang otomatis menghasilkan film dari klim yang direkam.
Menariknya, film yang dibuat dari fitur ini bisa langsung dibagikan melalui Twitter dan Instagram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Nick Woodman kepada Techrunch mengakui langkah ini dilakukan untuk memangkas waktu pengguna dalam membuat klip film dari potongan klip. Ia juga meyakini keputusan membuat fitur sebagai sebuah batu loncatan bagi perusahaan.
"Pengguna cukup merekam video dengan GoPro dan memakai aplikasi kami untuk menyalinnya ke ponsel, biasanya aplikasi itu membutuhkan waktu untuk mengolahnya. Jika menggunakan algoritma yang sedang kami kembangkan, untuk mengidentifikasi momen apa yang benar-benar menarik pengguna cukup menyalin beberapa data, tak perlu seluruhnya. Tentu ini akan lebih singkat," imbuh Woodman.
Sejauh ini, ia memastikan fitur ersebut memang belum diluncurkan secara resmi.
Alih-alih merilis kamera aksi terbaru, Woodman memastikan fitur ini bukan lantas membuat GoPro kehilangan jati dirinya. Ia menganalogikan fitur QuickStories tak ubahnya kacamata pintar Spectacles besutan Snapchat. Hasil foto dan video Spectacles juga bisa langsung diunggah ke media sosial.
Terkait langkah bisnisnya itu,
Engadget mencatat saat ini GoPro sedang menunjukkan performa positif untuk bisnisnya. Pendapatan GooPro di Q2 2017 melonjak menjadi US$296,5 juta dari sebelumnya US$220,8 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Meskipun belum kembali ke level tertinggi seperti yang dicapai pada 2014 dan 2015 lalu, GoPro masih berupaya mengurangi kerugian yang ditaksir sebesar US$30 juta.
gor
Woodman mengakui saat ini pihaknya sedang membangun momentum untuk kembali membawa perusahaan ke masa jayanya. Ia memastikan tahun ini akan ada produk terbaru yang dirilis.
"Hero dan Fusin, kamera 5,2K spiral terbaru kami siap diluncurkan di akhir tahun nanti. Kami akan terus melacak tujuan untuk mencapai keuntungan non-GAAP pada 2017," ungkapnya dalam keterangan resmi.
Selain Hero6 dan Fusion, Kepala Bagian Operasi GoPro Charles Prober mengatakan bahwa GoPro memiliki rencana untuk membuat ponsel pintar. Namun, Prober tidak menjelaskan rencana tersebut secara spesifik.
Dijelaskan
The Verge, terdapat dua alasan memungkinkan yang membuat GoPro bangkit dari kejatuhannya. Salah satunya adalah aksi PHK terhadap 300 pekerja yang dilakukan GoPro.
Terlebih saat ini penjualan produk GoPro, khususnya Hero 5 Black yang mulai meningkat kembali. Mengutip
NPD, GoPro mengatakan Hero 5 Black kembali menjadi kamera digital terlaris di Amerika Serikat selama tiga kuartal berturut-turut.