Jakarta, CNN Indonesia -- Busi mobil yang tiba-tiba mati saat kendaraan tengah melaju tak jarang membuat pengendara merasa khawatir.
Technical Leader Plaza Toyota Tendean Adit mengatakan, kondisi tersebut sebenarnya jika salah satu busi mati tetap membuat kendaraan bisa menyala dan digunakan seperti biasa. Hanya saja, performa mesin kendaraan terasa pincang lantaran busi 'cacat'.
"Mesin agak goyang 'pincang'. Gejala mau lemah, tidak stabil. Kalau sudah seperti itu ya businya ada yang sudah mati," kata Adit kepada
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Busi yang memiliki fungsi sebagai penghantar panas sejatinya bekerja untuk membakar campuran bahan bakar dan udara ke ruang pembakaran. Jika salah satu tidak bekerja, maka ruang pembakaran tidak berfungsi maksimal.
Jika terjadi demikian, maka mesin akan terasa pincang tapi bukan sebuah masalah serius. Namun, jika diajak berakselerasi maka performa menjadi kurang maksimal.
"Ya tetap bisa jalan, tapi berpengaruh ke performa karena
power-nya berkurang," ucapnya.
Untuk mencegah hal itu, Ia menyarankan pemilik kendaraan secara rutin melakukan perawatan berkali setiap mencapai 10.000 km. Sementara pergantian busi bisa dilakukan jika kendaraan mencapai 20 ribu km.
"Tapi kalau kendaraan sekarang itu sudah iridium (businya). Per 100 ribu km baru diganti. Kalau ridium tidak bisa distel dan dibersihkan juga," kata Adit.
Untuk itu diharapkan penggantian busi iridium secara berkala.
(evn)