Jakarta, CNN Indonesia -- Badai menghantamkan industri otomotif Indonesia di awal 2018. Empat merek otomotif Toyota, Daihatsu, Hino, dan Suzuki telah menghentikan produksi mulai Desember 2017-Maret 2018 untuk tujuan ekspor ke Vietnam. Jumlahnya mencapai 9.337 unit.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memproyeksi dana menguap sebesar Rp3 triliun selama satu tahun pengetatan ekspor mobil ke Vietnam.
"Jika ini terus berjalan sepanjang satu tahun, kami mengalami kerugian tidak kurang dari Rp3 triliun," kata Direktur Administrasi, Corporate & External Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Affairs Bob Azam kepada CNNIndonesia, Senin (29/1).
Kinerja ekspor Toyota sepanjang kuartal pertama 2018 ini sudah dipastikan mengalami hambatan. TMMIN, produsen otomotif terbesar di Indonesia ini sendiri mengekspor produk Fortuner ke Vietnam mencapai 12.222 unit pada 2017. Itu belum termasuk Rush, Vigo (Agya), dan jika ditotal, TMMIN ekspor sebanyak 2.000 unit per bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terpaksa menunda ekspor mobil ke Vietnam, dan berharap dinormalisasikan oleh pemerintah. Sayang sekali, pe
Menurut Bod, sangat disayankan Indonesia tidak bisa memanfaatkan pertumbuhan ekonomi Vietnam. Pada kuartal III 2017, pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 7,46 persen atau lebih tinggi dari dua kuartal II yang sebesar 6,28 persen.
Dikabaran sebelumnya, peraturan Pemerintah Vietnam No. 116/2017IND-CP tanggal 17 Oktober 2017, tentang persyaratan produksi dan impor kendaraan bermotor, yang efektif berlaku mulai tanggal 01 Januari 2018.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merespon dengan melayangkan surat bernomor 02/PG/XII/2017 yang disampaikan ke Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartasto Lukita, tertanggal 06 Desember 2017, Gaikindo menyebut jika kinerja ekspor otomotif dari Indonesia mengalami masalah.
[Gambas:Video CNN] (mik)