'Supermoon Jadi Salah Satu Pemicu Gempa Bumi'

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Rabu, 31 Jan 2018 15:49 WIB
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menyebut gerhana bulan total bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya gempa bumi.
Ketua LAPAN menyebut fenomena gerhana bulan total bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya gempa bumi. (dok. REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menjelaskan kajian yang menerangkan dampak gerhana bumi terhadap terjadinya bencana alam. Hal ini terkait dengan gerhana bulan total (GBT) yang akan terjadi pada Kamis (31/1).

Djamal menyebut bahwa bulan sendiri memiliki efek pasang surut pada air laut. Ketika terjadi bulan purnama, bulan baru bahkan gerhana akan berimbas pada air laut yang bergerak dari garis pantai.

"Efek pasang bulan akan diperparah oleh gravitasi matahari, ditambah dengan supermoon dengan jarak bulan paling dekat sehingga menyebabkan pasang maksimal," katanya saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (30/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerhana bisa memicu gempa karena saat air laut surut di atas lempeng, maka lempeng akan kekurangan daya tekan dari air. Lempeng lain yang menusuk ke bawah lempeng itu akan bisa menyusup lebih dalam dan mengakibatkan gerakan yang merilis energi. Pelepasan ini yang menyebabkan gempa bumi terjadi.

"Proses gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng itu sesungguhnya lempeng Indo Australia di selatan Jawa atau Sumatera itu menyusup ke lempeng eurasia yang di atasnya ada Jawa dan Sumatera. Nah penyusupan itu tertahan oleh air laut. Energinya tertahan lama akhirnya," jelasnya.

Djamal kemudian menerangkan kejadian Gempa Aceh pada 2004 silam yang terjadi dua pekan sebelum Purnama.

"Jadi waktu terjadi gempa di Aceh itu laut di sana sedang surut maksimum karena dia menjelang Purnama. Lempeng eurasia ini biasanya tertekan oleh air laut tapi karena menjelang Purnama tekanan airnya berkurang mungkin sebagai pemicu lempeng menyusup. Saat menyusup ini terjadi getaran menjadi gempa," ungkapnya.

Meski mungkin menjadi salah satu pemicu, peneliti masih tak bisa memperkirakan kapan dan di mana gempa akan terjadi. Belum tentu pula gerhana pada 31 Januari menjadi pemicu gempa besar di tanah air sebab kajian itu masih belum mencapai kesimpulan.

"Sebagai pemicu kita tidak tahu itu kapan akan terjadi pelepasan energi. Susah diperkirakan berapa persen pemicunya, tempat di mana dan kapan. Kajian ini juga belum konklusif jadi tidak bisa diperkirakan apakah gerhana tanggal 31 Januari ini bisa melepaskan energi ini belum pasti," kata dia.

Djamal juga menegaskan bahwa tidak ada satu metode pun untuk memperkirakan terjadinya gempa baik tempat maupun waktunya. Namun menurut dia, wilayah yang lama tidak terjadi gempa berpotensi untuk merilis energi baik berupa gempa besar maupun kecil.

Sementara itu, GBT akan terjadi di wilayah Jakarta yang bertepatan dengan fenomena supermoon dan blue moon. Awal GBT diperkirakan terjadi pukul 19.51 WIB dengan puncaknya pada pukul 20.29 WIB dan berakhir pada pukul 21.07 WIB.

Meski belum pasti terjadi gempa, Djamal meminta masyarakat terutama di daerah pantai untuk waspada pasang atau gelombang tinggi. Sementara untuk masyarakat di wilayah yang rawan banjir perlu mewaspadai cuaca buruk karena jika banjir terjadi maka waktu surutnya akan lebih lama sebab laut sedang pasang.

"Kondisi yang perlu diwaspadai ketika ada cuaca buruk di laut yang menimbulkan gelombang tinggi yang berdampak banjir rob makin melimpas jauh ke daratan. Dampak lainnya kalau terjadi banjir akibat hujan lebat di daratan, banjir akan lama surutnya karena dampak pasang maksimum," tutupnya.

[Gambas:Video CNN] (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER