Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan laporan tahunan Transperncy Report, Google mengungkap bahwa terdapat 2,4 juta URL dari 400 ribu permintaan yang diajukan sejak 2014 hingga 2017.
Dari keseluruhan permintaan ini Google menolak 57 persen permintaan dan mengabulkan 43 persen lainnya. Draf '
Three Years of the Right to be Forgotten' menyebut bahwa 85 persen dari permintaan datang dari individu.
Sementara Google mengungkap bahwa 89 persen permintaan datang dari individu. Sebagian besar permintaan individu sementara 11 persen lainnya diajukan oleh anak di bawah umur (40 persen), entitas korporasi (21 persen), politisi (21 persen), selebriti (14 persen), dan lainnya (4 persen).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan tipe website, sebagian besar informasi yang dihapus terkait informasi personal berasal dari situs direktori dan media sosial. Sementara hal yang terkait dengan sejarah hukum seseorang kebanyakan diminta dihapus dari situs berita dan pemerintah, seperti disebutkan dalam blog
Google.
Dokumen itu juga menyebut bahwa hanya 0,25 persen atau 1000 orang yang melakukan permintaan ini atas nama sendiri. Sisanya, permintaan penghapusan informasi datang dari firma hukum dan perusahaan manajemen reputasi, demikian disebutkan
Fast Company.
KriteriaKriteria Google untuk menyingkirkan permintaan penghapusan tautan biasanya harus berkaitan apakah informasi tersebut terkait dengan kepentingan publik atau tidak.
Selain itu, "hak untuk dilupakan" juga menyebut bahwa permintaan yang bisa dilayangkan terkait dengan informasi yang tidak akurat, tidak pantas, tidak relevan, atau berlebihan untuk membela hak privasi mereka. Selain itu, kebanyakan permintaan yang diluluskan adalah permintaan yang diajukan oleh personal.
Google telah menerapkan aturan Uni Eropa mengenai hak untuk dilupakan" (
right to be forgotten) sejak 2014. Aturan ini diajukan sehingga warga Eropa bisa mengajukan permintaan kepada Google untuk menghapus informasi tentang mereka dari mesin pencari mereka.