Jakarta, CNN Indonesia -- Akuisisi Apple terhadap Shazam ini mendapat reaksi dari Uni Eropa. Komisi Eropa mendapat permintaan dari beberapa negara anggota untuk mengevaluasi akuisisi tersebut berdasarkan Peraturan Merger Uni Eropa.
Austria, Prancis, Islandia, Italia, Norwegia dan Spanyol masuk dalam daftar negara-negara yang meminta hal tersebut. Selain itu, Swedia sebagai negara asal aplikasi streaming lagu Spotify juga mengajukan permintaan serupa.
Evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa apakah akuisisi tersebut akan berdampak buruk bagi persaingan bisnis di Eropa. Tuduhan persaingan bisnis yang negatif ini sering ditujukan kepada perusahaan teknologi asal Amerika di Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika merujuk pada Peraturan Merger Uni Eropa, maka usulan akuisisi Shazam oleh Apple ini tidak memenuhi syarat regulasi merger Uni Eropa.
Sebelumnya, Apple telah mengonfirmasi bahwa perusahaannya telah mengakuisisi Shazam. Juru bicara Apple, Tom Neumayr, memberikan konfirmasi terkait akuisisi ini beberapa bulan lalu.
Nilai akuisisi Apple terhadap Shazam disebut-sebut dibawah nilai valuasi Shazam. Shazam dibeli hanya Rp5,4 triliun (US$400 juta). Jauh di bawah nilai valuasi Shazam yang bernilai Rp13,5 triliun (US$1 miliar).
Nilai pembelian yang rendah ini diperkirakan karena Shazam kesulitan untuk menghasilkan keuntungan. Pada 2015, Shazam merugi Rp298 miliar (US$22 juta). Perusahaan yang berdiri pada 1999 ini mencatat kerugian sebelum pajak pada 2016 sebesar Rp72,5 juta (US$5,3 juta).
Apple sendiri dikenal punya hubungan akrab dengan Shazam. Sebab, layanan ini sudah diintegrasikan dengan Siri, asisten pintar Apple, untuk mencari sebuah lagu yang diminta pengguna.
Bisa jadi, aplikasi ini nantinya akan dilebur ke dalam Siri. Meski demikian, Apple belum mengumumkan pernyataan jelas terkait rencananya ke depan bersama Shazam, demikian disebutkan
Digital Trends.
(sat)