Uji Coba Wuling Cortez: Harus Sigap di Tanjakan

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Selasa, 06 Mar 2018 18:18 WIB
Wuling Cortez menyimpan fitur dan teknologi yang tidak dimiliki pesaingnya. Ini yang kami rasakan setelah menempuh 254,6 km perjalanan.
Wuling Cortez menyuguhkan mesin bensin berkapasitas 1.800cc. (Foto: Dok. Wuling)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wuling Indonesia menggelar sesi test drive Cortez dari Semarang - Solo - Magelang untuk jurnalis nasional pada pekan lalu. Dalam acara ini CNNIndonesia.com mengulas tipe teratas MPV pesaing Innova tersebut mulai dari eksterior, interior hingga kemampuan jelajahnya.

Setelah melakukan pengujian bagian dalam, yaitu sebagai penumpang baris kedua dan ketiga, kini saatnya kami bercerita rasa dari balik kemudi mobil asal China yang dirakit di Cikarang, Jawa Barat itu. Mobil kami tempa menyusuri jalan mulus, bergelombang, menanjak dan menurun.

Saya pun duduk di atas jok berbalut kulit yang diklaim berkualitas itu, setelah sebelumnya berpikir duduk di balik kemudinya bakal sama saja seperti berada di mobil sekelasnya. Hanya saja harga Cortez berbanderol 'murah'. Saya mencermati multi information display (MID) yang menyajikan informasi RPM, kecepatan, bensin, GPS, tekanan ban sampai dengan fitur pengingat bagi pengemudi untuk beristirahat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk kursinya juga tersedia pengaturan elektrik. Termasuk rem tangan yang beroperasi secara elektrik. Cara mengaktifkannya pun mudah, dengan menekan dan menariknya untuk menonaktifkan.
interior Wuling Cortez dijejali fitur-fitur yang fungsionalInterior Wuling Cortez dijejali fitur-fitur yang fungsional Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP
Saat itu saya seperti bermimpi duduk di dalam mobil MPV harga Rp250-an juta, mengingat fitur yang tersedia umumnya tersimpan di mobil-mobil di atas Rp350 juta. Dua jempol untuk Cortez yang sanggup menyuguhkan banyak fitur namun harga yang ditawarkan relatif terjangkau.

Mungkin semua ini salah satu strategi penjualan yang harus menjadi contoh merek lain di Indonesia, tapi dengan syarat tidak menanggalkan kualitas, karena sejumlah konsumen di Indonesia membeli mobil baru untuk dipakai dalam jangka waktu 5-10 tahun, bahkan lebih untuk model tertentu.

Setelah mendapat posisi berkendara yang nyaman, saya menginjak peda gas yang terhubung dengan mesin bensin berkapasitas 1.800cc. Mesin ini tersimpan transmisi otomatis i-AMT (intelligent Automated Mechanical Transmission) yang diklaim lebih 'cerdas' dari trasmisi AMT lansiran merek lain yang dikenal 'lemot' tidak bisa mengimbangi keinginan pengendara.
Wuling juga menyematkan pilihan manual dengan cara menggeser tuas transmisi ke sebelah kiri. Mengubah moda transmisi pun dapat dilakukan sembari mobil bergerak maju. Cara kerjanya sama seperti mobil manual pada umumnya tapi tanpa menginjak pedal kopling.

Awalnya, CNNIndonesia.com lebih memilih berakselerasi menggunakan transmisi i-AMT. Menggunakan mode itu memang masih terasa agak terlambat saat pergantian gigi transmisi, namun masih saya anggap wajar. Ini berhubungan dengan moda berkendara yang dipilih adalah eco.

Ketika moda berkendara dialihkan ke sport melalui tombol kecil yang berada pada sisi kanan tuas transmisi, mesin langsung terasa agak 'galak' sampai terdengar ke dalam kabin penumpang. Kerjasama antara mesin dan transmisi seperti tangkas menunggu perintah pengemudi.

Kondisi itu sesuai dengan ucapan Product Planing Specialist Wuling Motors Arief Ramadhi yang menjelaskan bahwa transmisi i-ATM pada Cortez telah dikembangkan sedemikian rupa untuk meningkatkan impresi berkendara bersama Cortez.
Wuling Cortez diuji coba jurnalis dari Semarang - Solo - MagelangWuling Cortez diuji coba jurnalis dari Semarang - Solo - Magelang Foto: Dok. Wuling

Transmisi manual yang diotomatiskan bukan barang baru di Indonesia. Sebelumnya, Suzuki Ignis telah menggunakan transmisi AMT. Hanya mungkin, manufaktur Jepang itu belum menemukan racikan terbaik untuk produknya, sehingga hentakan bahkan 'lemot' masih sangat terasa saat pergantian gigi transmisi. Tapi Wuling dengan istilah 'intelligent' seakan menutupi kekurangan teknologi transmisi AMT.

Perjalanan terus berlanjut, dan saya semakin menikmati mobil ini. Sesekali, menjajal transmisi manual mobil ini. Memang lebih fleksibel lantaran tidak perlu menginjak kopling sebelum mengganti gigi. Tidak ada yang perlu diragukan soal performa kendaraan ini saat melibas jalan perkotaan.

Melibas jalan menanjak

Sampai pada waktunya Cortez diajak menyusuri perbukitan yang memiliki tanjakan terjal. Dalam kondisi ini pengemudi dituntut untuk sigap mengganti moda transmisi otomatis menjadi manual.

Kenapa? karena pengemudi yang telat sepersekian detik memindahkan ke mode manual, mobil dipastikan tidak kuat bergerak naik. Dalam kondisi ini jika perpindahan transmisi otomatis ke manual tepat waktu, mobil tidak akan kehilangan momentum dan mobil bergerak naik ke atas dengan mudah.

Dan ini terjadi pada rekan satu mobil CNNIndonesia.com yang kebetulan mendapat kesempatan menguji performa Cortez di jalan menanjak. Ia merasakan mesin mobil kehilangan tenaga dan terpaksa berhenti di tanjakan. Untuk memulainya lagi, Ia harus mengubah ke mode manual, dan kembali menginjak pedal gas dalam-dalam untuk melewati tanjakan.

Pola berkendara seperti ini berpengaruh pada konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, karena membiarkan throttle terbuka lebar sementara laju kendaraan lambat.
konsol tengah Wuling CortezKonsol tengah Wuling Cortez Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP
Banyak kasus mobil tiba-tiba kehilangan tenaga di jalan menanjak disebabkan pengemudi yang tidak mengetahui karakter sebuah kendaraan. Salahnya karena terlalu percaya diri ketika menghadapi jalan menanjak, khususnya pengendara mobil manual yang tak mengetahui karakter mobilnya.

Mengendarai Cortez berteknologi i-AMT sebenarnya tidak perlu panik, sebab manufaktur telah menyediakan transmisi manual untuk menghadapi kondisi medan agak terjal. Teknologi tersebut cocok untuk kontur jalan di Indonesia. Apalagi fitur keselamatan Cortez meliputi hill-start assist (HSA) dan hill hold control (HHC) yang berfungsi menjaga kestabilan mobil saat melewati jalan menanjak.

Rombongan mengakhiri perjalanan di Magelang setelah menempuh jarak 254,6 km. Pantauan CNNIndonesia.com, Cortez sama tidak sekalipun mengisi bahan bakar sejak keberangkatan dari Semarang. Sekedar informasi tangki BBM Cortez mencapai 52 liter dan mobil kami tinggalkan dengan kondisi indikator BBM terpantau menyisakan 2 bar.

Kesimpulan setelah 3 hari bersama Cortez

Setelah puas mengeksplorasi mobil, keunggulan Cortez ada pada i-AMT dan fitur penunjang lain yang tidak dimiliki mobil sekelas. Bisa dibilang komitmen Wuling untuk memberikan pilihan kepada konsumen di Indonesia yang selama ini dijejali mobil-mobil Jepang, Amerika bahkan Eropa dengan harapan mereka sadar fitur dan teknologi tak melulu berharga mahal.

Dan Wuling memakai prinsip mobil 'murah' dan berkualitas bisa menjadi pelengkap mobilitas konsumen di Indonesia. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER