Kurang SDM, Jepang Pilih Pakai Robot Ketimbang Pekerja Asing

Eka Santhika | CNN Indonesia
Senin, 12 Mar 2018 13:30 WIB
Meski kekurangan pekerja, Jepang menolak untuk menerima SDM asing dan lebih memilih menggunakan robot dan kecerdasan buatan (AI).
Ilustrasi. Jepang pilih pekerjakan robot dan AI meski kekurangan tenaga kerja. (REUTERS/Michaela Rehle)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jepang sebagai negara ekonomi terbesar ketiga dunia kekurangan tenaga kerja akibat makin menyusutnya populasi di negara itu. Meski demikian, pemerintah Jepang menolak untuk menggunakan tenaga kerja asing besar-besaran.

Mereka hanya menerima tenaga kerja profesional. Alasannya, kekhawatiran akan terjadinya kericuhan sosial. Kekurangan tenaga kerja di Jepang saat ini adalah yang terburuk dalam 25 tahun terakhir.

Sebelumnya, para ekonom telah mengusulkan agar Perdana Menteri Shinzo Abe agar melonggarkan aturan imigrasi negara itu agar tenaga kerja asing bisa lebih leluasa datang dan bekerja disana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Tokyo lebih suka kekurangan tenaga kerja ini diatasi dengan kecerdasan buatan. Mereka juga lebih suka mempekerjakan perempuan dan pekerja yang berumur untuk mengatasi kekurangan ini.

"Meski otomasi bisa memitigasi berkurangnya populasi, tapi imigrasi besar-besaran akan menjadi solusi (yang lebih baik)," jelas Kohei Iwahara, ekonom dari Natixis Japan Securities.

Berkurangnya populasi di Jepang membawa masalah seperti berkurangnya konsumsi dan penurunan harga barang.

Sejauh ini, Jepang memperbolehkan pekerja asing hanya bekerja sementara disana. Stephen Nagy, rekan profesor di Universitas International Christian Tokyo menyebut kalau Jepang menginginkan pekerja migran, bukan imigran.

Pekerja sementara ini dibutuhkan untuk sektor pekerjaan low-end, manufaktur, perawatan orang tua, dan area lain yang mengalami kelangkaan tenaga kerja. Namun, Tokyo tak ingin para pekerja ini menjadi penduduk tetap.

"Ada kekhawatiran Jepang akan menghadapi masalah sosial dan meningkatnya kriminalitas jika mendatangkan pekerja asing yang tak berasimilasi," jelas Jeff Kingston, Direktur Stusi Asia di Universitas Temple Jepang, seperti dikutip CNBC.

Bulan lalu, Abe menyebut akan memperbolehkan lebih banyak profesional dan pekerja terampil ke Jepang. Tapi ia akan membatasi durasi tinggal dan mencegah anggota keluarga mereka ikut tinggal di Jepang. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER