Keresahan Sang Pencipta di Ulang Tahun 'World Wide Web' ke-29

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 12 Mar 2018 12:15 WIB
Tim Berners-Lee mengungkapkan keresahannya ketika ruang informasi di internet hasil temuannya 'World Wide Web' memasuki usia ke-29.
Ilustrasi. Pencipta World Wide WEb, TIm Bernes-Lee mengungkap kekhawtiran atas produk ciptaannya. (Foto: Pixabay.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web (WWW) pada 29 tahun lalu ketika masih berstatus sebagai peneliti di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN). Alih-alih merayakannya, Berners-Lee justru kian khawatir akan masa depan temuannya.

Dalam sebuah artikel opini yang dimuat laman The Guardian, Berners-Lee menuangkan sejumlah keresahan terkait nasib ruang informasi di internet.

Satu yang bikin cemas Berners-Lee adalah makin terpusatnya arus informasi ke segelintir raksasa internet seperti Twitter, Google, Facebook, dan perusahaan turunannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dulunya banyak pilihan situs web dan blog yang begitu kaya kini berkurang di bawah tekanan pemain dominan. Konsentrasi kuasa ini menciptakan penjaga gerbang baru yang mengendalikan gagasan dan opini mana yang bisa dilihat dan dibagi," tulis Berners-Lee, Senin (13/3).

Memusatnya kuasa ke segelintir perusahaan menjadi masalah karena menciptakan penghalang bagi kompetitor. Belum lagi cara kerja perusahaan besar ini yang kerap membajak bakat terbaik, mengambil alih perusahaan rintisan yang potensial, dan memanen data pelanggan.

"...dan kita boleh berekspektasi inovasi dalam 20 tahun ke depan akan jauh lebih rendah ketimbang yang sudah lewat," imbuh Berners-Lee.

Kedigdayaan pemain besar industri teknologi global memang bukan lagi keniscayaan. Sebanyak 87 persen hasil pencarian dilakukan melalui Google, Facebook punya 2,2 miliar pengguna aktif. Jika digabung, dua perusahaan ini menerima 60 persen lebih belanja iklan digital di seluruh dunia.

Masalah lain yang dilihat oleh pria kelahiran London tersebut adalah layanan yang dimiliki raksasa internet tadi dipakai sebagai 'senjata' dalam sejumlah isu. Contohnya adalah gempuran informasi hoaks, teori konspirasi tanpa dasar, ketegangan sosial di dunia maya, hingga pencurian data pribadi.

Indonesia sendiri menghadapi masalah yang dikemukakan oleh Berners-Lee itu. Salah satu contohnya adalah terungkapnya kawanan penyebar hoaks seperti jaringan Saracen hingga Muslim Cyber Army.

Kendati rasa khawatir banyak tersebar dalam tulisannya, Berners-Lee tetap optimis ruang maya yang ia bantu kembangkan bisa lebih baik.

"Ada dua mitos yang membatasi imajinasi kolektif kita: mitos bahwa iklan satu-satunya model bisnis untuk perusahaan online, dan mitos bahwa sudah telat untuk mengubah cara kerja platform. Dalam kedua hal, kita hanya perlu sedikit lebih kreatif."

Keinginan Berners-Lee menciptakan internet lebih sehat dan berguna bagi masyarakat luas sebenarnya sudah ia mulai dengan mendirikan World Wide Web Foundation. Tujuan organisasi itu adalah memengaruhi kebijakan perusahaan maupun pemerintah agar lebih berpihak pada kesetaraan digital, terutama pemerataan akses internet.

Akses internet pada dasarnya sudah menjadi hak asasi manusia seperti yang diumumkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2016. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER