Jakarta, CNN Indonesia -- Semasa hidupnya, Stephen Hawking sudah mengantongi beragam penghargaan dari petinggi sejumlah negara di dunia. Namun, hingga menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (14/3) dini hari ahli fisika dan kosmologi ini justru belum pernah menerima Nobel.
Padahal, teori-teori hasil pemikirannya menyumbang kontribusi besar di bidang kosmologi dan fisika. Mulai dari temuan mengenai teori Big Bang, gravitasi kuantum, hingga radiasi Hawking.
Teori radiasi Hawking yang dipaparkan pada 1974 menyatakan bahwa terdapat radiasi yang dilepaskan lubang hitam. Sebagai konsekuensinya, lubang hitam bisa menguap dan mati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teori ini juga telah diterima secara luas di kalangan ilmuwan-ilmuwan fisika teoritis di seluruh dunia. Sayangnya, tidak ada cara untuk membuktikan kebenaran teori-teori Hawking di dunia nyata.
Hal inilah yang menyebabkan ilmuwan pengidap Amytotrophic Lateral Sclerosis (ALS) tersebut tidak menerima penghargaan Nobel, walau memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap ilmu pengetahuan.
"Masalahnya adalah tidak ada cara untuk memverifikasi ide tersebut. Lubang hitam terlalu panjang umur untuk bisa diobservasi hari ini dalam detik-detik kematiannya," ujar penulis
The Science of Liberty dalam majalah
National Geographic Timothy Ferris, seperti dikutip
Times of India.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
"Andaikan saja ada cara bagi para ilmuwan saat ini untuk mengobservasi fenomena kematian sebuah lubang hitam dan membuktikan kebenaran teori radiasi Hawking tersebut, ia tentu akan menerima penghargaan Nobel," lanjut Ferris.
Hanya saja, selama miliaran tahun hal itu urung terjadi.
Menariknya, semasa hidup Hawking juga sempat menyinggung pengharagaan Nobel yang tak kunjung diperolehnya. Dalam kuliah umum pada Januari 2016, ia sempat menyinggung hal itu.
"Orang-orang telah mencari lubang hitam berukuran kecil, namun tidak ada yang pernah menemukannya. Hal ini merupakan suatu hal yang disayangkan, karena jika mereka pernah menemukannya tentu saya akan menerima penghargaan Nobel," cadanya saat itu seperti mengutip laman
Evening Standard.
Selain Hawking, ilmuwan Peter Higgs juga mengalami nasib serupa. Pencetus teori Higgs Boso pada 1964 itu tak kunjung mendapatkan Nobel hingga akhirnya pada 2012 organisasi riset Eropa CERN berhasil membuktikan kebenaran teorinya.
Tepat lima dekade setelah teorinya dicetuskan, Higgs baru menerima penghargaan Nobel di tahun 2013.
(evn)