Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti berhasil membuktikan bahwa atmosfer di permukaan paling luar Uranus memang terdiri dari hidrogen sulfida. Ini adalah molekul yang membuat bau kentut sangat tajam, serupa dengan bau telur busuk.
"Jika ada manusia malang yang pernah melewati awan-awan di Uranus, mereka akan mencium kondisi yang sangat tidak menyenangkan dan beracun," jelas kepala tim peneliti Patrick Irwin dari Universitas Oxford di Inggris dalam pernyataan tertulisnya, Senin (23/4).
Tapi, para peneliti ini menyebut manusia malang ini sebenarnya mungkin tak perlu menghirup bau busuk itu dalam perjalanannya. Sebab, bisa jadi ia akan tewas sebelum bau itu sempat terhirup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Ia akan) kehilangan nafas begitu terpapar atmosfer (bersuhu) minus 200 derajat Celcius yang terbuat dari hidrogen, helium, dan metana. (Orang ini tak akan bertahan) terlalu lama sebelum bisa mencium bau busuk itu," tambahnya.
Irwin dan timnya memberi pernyataan ini setelah mengamati Uranus melalui teleskop Gemini Utara di Hawaii. Mereka mengamati atmosfer Uranus menggunakan Near-Infrared Integral Field Spectrometer (NIFS) yang dipasang di teleskop berukuran 8 meter ini.
NIFS menelisik sinar matahari yang dipantulkan dari atmosfer yang ada di puncak awan Uranus. Dari pengamatan ini, para peneliti menemukan tanda-tanda hidrogen sulfida.
"Hanya sebagian kecil (hidrogen sulfida) yang tersisa diatas awan sebagai uap jenuh," jelas rekan penulis studi Leigh Fletcher, dari Universitas Leicester di Inggris, dalam pernyataan yang sama.
"Sangat sulit untuk menangkap tanda-tanda amonia dan hidrogen sulfida di atas tumpukan awan Uranus. Kemampuan superior Gemini akhirnya memberi kita keberuntungan itu," lanjutnya, seperti dikutip
Space.
Sebelumnya, para peneliti telah menduga bahwa atmosfer Uranus terdiri dari amonia dan hidrogen sulfida dari kurangnya panjang gelombang cahaya di atmosfer itu. Tapi, hal ini belum diobservasi secara langsung.
Lebih lanjut Fletcher mengungkap bahwa temuan ini membuka pengetahuan lebih lanjut mengenai bagaimana tata surya terbentuk. Sebab, dibutuhkan kondisi berbeda saat masing-masing planet terbentuk.
"Selama pembentukan tata surya kita, keseimbangan antara nitrogen dan sulfur [...] amonia dan hidrogen sulfida [...] ditentukan oleh suhu dan lokasi pembentukan planet," katanya, seperti disebutkan
Mashable.
(eks)