Jakarta, CNN Indonesia -- Mark Zuckerberg menyebut bahwa kecerdasan buatan kesulitan untuk mendeteksi ujaran kebencian. Artificial Intellegence malah menurutnya lebih mudah mendeteksi konten yang menunjukkan ketelanjangan dan terorisme ketimbang ujaran kebencian itu.
Sebelumnya saat berbicara di kongres AS, Zuckerberg menyebut perlu lima sampai sepuluh tahun bagi teknologi kecerdasan buatan agar cukup matang agar bisa mengenali dan membedakan ujaran kebencian yang berupa fitnah terkait politik.
"Lebih mudah membangun sistem AI untuk mendeteksi puting ketimbang ujaran kebencian," tuturnya pada konferensi pers saat mengumumkan pendapatan kuartal pertama Facebook, Rabu (25/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain lebih mudah mendeteksi ketelanjangan, AI juga lebih bisa mendeteksi konten yang bebau terorisme, baik yang terkait ISIS maupun Al-Qaeda ketimbang ujaran kebencian.
Dengan bantuan kecerdasan buatan, Facebook mengklaim secara aktif berhasil menyingkirkan 99 persen konten terkait terorisme tanpa mendapat pemberitahuan terlebih dulu dari pengguna.
Namun, membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi sistem AI Facebook untuk mengidentifikasi ujaran kebencian. Perbedaan kemampuan identifikasi yang mencolok ini diaku Zuckerberg sangat membuat frustasi, seperti disebutkan
Business Insider.
Sementara kemampuan AI Facebook memang telah dirancang agar media sosial itu otomatis menghapus konten dewasa dan ketelanjangan, demikian diberitakan
Engadget.
(eks)