Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai negara yang terletak di wilayah Cincin Api, Indonesia sangat sering mengalami peristiwa meletusnya gunung berapi. Yang terbaru adalah erupsi
Gunung Merapi di Yogyakarta pada Jumat (11/5).
Tak seperti letusan gunung yang umum diketahui mengeluarkan magma, erupsi freatik Merapi kali ini hanya berupa debu vulkanik karena Merapi mengalami erupsi freaktif.
Erupsi freaktif adalah salah satu dari tujuh jenis erupsi gunung yang dibedakan berdasarkan beberapa faktor, termasuk muntahan dan volumenya seperti dikutip dari
GNS Science.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erupsi HidrotermalLetusan ini didorong oleh panas dalam sistem hidrotermal Bumi. Letusan hidrotermal menghancurkan batuan di sekitarnya dan dapat membuat gunung memuntahkan abu, tetapi tidak termasuk magma. Erupsi hidrotermal biasanya erupsi yang sangat kecil
Erupsi FreatikLetusan yang satu ini didorong oleh panas dari magma yang berinteraksi dengan air. Air dapat berasal dari air tanah, sistem hidrotermal, limpasan permukaan, danau atau laut. Erupsi freatik menghancurkan batuan di sekitarnya dan dapat menghasilkan abu, tetapi tidak membuat magma baru.
Letusan FreatomagmatikFreatomagmatik disebabkan oleh interaksi magma baru atau lava dengan air dan bisa sangat eksplosif. Air dapat berasal dari air tanah, sistem hidrotermal, limpasan permukaan, danau atau laut.
LavaLava adalah batuan cair yang meletus di permukaan tanah. Ketika batuan cair berada di bawah tanah, batu itu disebut magma.
Lava sendiri memiliki tiga bentuk yakni aliran cair yang biasanya merambat sangat lambat. Selain itu, ada yang berbentuk seperti air mancur di mana lahar memancar cepat hingga membentuk aliran lahar.
Bentuk terakhirnya adalah kubah lava yang berbentuk gundukan. Dia terbentuk ketika lava kental meletus perlahan dan menumpuk di atas lubang, karena gagal menjadi aliran lava.
Lava mancur ini biasanya diakibatkan magma kental, tebal, dan lengket yang kehilangan sebagian besar gasnya. Volumenya berbeda-beda dari beberapa meter kubik hingga kilometer kubik.
Erupsi Strombolian dan HawaiiIni adalah jenis letusan eksplosif yang paling tidak beringas. Erupsi Hawaii memiliki air mancur api dan aliran lava, sedangkan erupsi Strombolian memiliki ledakan yang menyebabkan hujan fragmen lava.
Letusan VulcanianErupsi Vulcanian adalah erupsi eksplosif kecil hingga sedang, yang durasinya cukup pendek dari beberapa detik hingga menit. Ketinggian debu vulkaniknya bisa mencapai hingga 20 km, dan blok lahar serta bomnya bisa dimuntahkan dari lubang angin.
Letusan Subplinian dan PlinianLetusan ini merupakan erupsi dengan tingkat debit magma yang tinggi, bertahan selama beberapa menit hingga berjam-jam. Letusan ini membentuk letusan tinggi dan konvektif dari campuran partikel gas dan batu, dan dapat menyebabkan dispersi abu yang luas.
Letusannya di dataran tinggi hingga 20 km dan relatif tidak stabil. Sedangkan letusan Plinian memiliki tinggi mencapai 20 hingga 35 km yang dapat runtuh membentuk arus kepadatan piroklastik (PDC's). Letusan ultraplinian sangat langka bahkan lebih besar dan memiliki tingkat debit magma yang lebih tinggi daripada letusan Plinian.
(eks/eks)