Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut pengamatan RGB Citra Satelit Cuaca Himawari milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) pada pukul 11.00 WIB (11/5), pergerakan debu vulkanis
Gunung Merapi bergerak dari tenggara ke barat daya.
Hal ini mendorong terjadinya hujan abu di bagian selatan hingga barat daya dari puncak kawah Gunung Merapi.
Saat ditanya terkait dampak letusan, Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menyebut letusan freatik Merapi hanya menyebabkan hujan abu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Citra satelit yang menunjukkan pergerakan angin yang menerbangkan abu vulkanik Gungun Merapi di Yogyakarta (BMKG) |
"Ya betul, hanya debu vulkanik," ujarnya singkat saat dihubungi
CNNIndonesia.com via teks, Jumat (11/5).
Arah pergerakan hujan abu vulkanik ini lantas melanda beberapa tempat di selatan Gunung Merapi. Merapi sendiri berada di ujung utara Yogyakarta.
Seperti wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak dan sebagian Kecamatan Sleman.
Di Sleman hujan abu turun di daerah Jombor, Ngaglik, Pasar Sleman, Jakal KM 10, Godean, Depok dan Gamping. Di Kota Yogyakarta hujan abu di daerah Stasiun Tugu, Bumijo, Malioboro, Gamping, dan Timoho.
Hujan abu ini juga menyebabkan bandara Adi Sucipto yang ada di pusat kota Yogyakarta ditutup sementara.
BNPB menilai letusan freatik Merapi ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunung api aktif. Sebelumnya, Gunung Merapi sempat beberapa kali mengalami letusan freatik, seperti disampaikan Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Humas BNPB.
(eks)