Jakarta, CNN Indonesia -- Nasib kurang baik sedang menghampiri bapak
Android,
Andy Rubin setelah perusahaan rintisan (startup) miliknya tengah dalam kondisi kritis.
Rubin disebut tengah mempertimbangkan untuk menggalang dana demi menyelamatkan Essential Inc, perusahaan yang didirikannya sejak setahun terakhir. Seiring dengan rencana tersebut, perusahaan juga terpaksa menganulir rencana untuk membuat Essential generasi terbaru.
Demi menyelamatkan perusahaan, Rubin diketahui menggandeng lembaga keuangan Credit Suisse Group AG. Tak sampai disitu, Rubin diketahui juga mempertimbangkan langkah akuisisi demi menyelamatkan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, ia menyangkal bahwa perusahaan yang didirikannya akan ditutup lantaran tak kunjung mendapat keuntungan. "Kami tidak akan menutup perusahaan ini," tegasnya seperti dilansir The Information.
Hanya saja, pernyataan Rubin justru berbanding terbalik dengan surel yang dikirimkannya ke seluruh perusahaan. Dalam surelnya, Rubin mengakui bahwa ia tidak tahu langkah terbaik apa yang harus ditempuh untuk menyelamatkan perusahaan.
"Tidak ada seorang pun (termasuk saya saat ini) yang tahu apa yang terbaik untuk perusahaan ini," tulisny seperti mengutip Bloomberg.
Sejumlah sumber yang enggan diungkap identitasnya menyatakan bahwa Credit Suisse akan membantu mencari peluang untuk menjual perusahaan. Sejauh ini, Essential baru dilirik oleh satu pembeli potensial.
Kondisi ini berbeda dengan setahun silam. Saat pertama berdiri, Essential mampu mengantongi sekira US$300 juta (setara Rp4,2 triliun) dari sejumlah investor termasuk Amazon, Tencent, dan Redpoint Ventures. Valuasi Essential saat itu juga mencapai US$1 milair (sekitar Rp14 triliun).
Hanya saja, keberuntungan Rubin tak sama seperti saat ia mengembangkan Android dan berujung dibeli oleh Google. Sejak diluncurkan pada Agustus 2017, penjualan ponsel Essential tak sesuai ekspektasi.
Tak sampai disitu, pengguna juga kerap mengeluhkan ponsel yang memiliki kualitas kamera buruk, kendala pada layar sentuh, hingga masalah saat melakukan panggilan telepon.
Ketika pertama diluncurka, Essential sempat dipasarkan seharga US$699 namun kemudian didiskon dan merosot menjadi US$499 seiring dengan berkurangnya permintaan pasar.
Bukan hanya itu, dalam setahun terakhir perusahaan juga kehilangan sejumlah karyawannya termasuk wakil kepala bidang pemasaran Brian Wallace hingga kepala ahli peranti keras Joe Tate.
Kabar rencana penutupan perusahaan otomatis membuyarkan rencana kemunculan sejumlah produk termasuk speaker pintar Essential Home.
(evn)