Jakarta, CNN Indonesia --
Alphabet Inc. melalui
Google telah meluncurkan alat pengelolaan file di beberapa toko aplikasi China. Peluncuran ini merupakan terobosan baru ke pasar smartphone terbesar di China.
Perusahaan Amerika Serikat tersebut merilis aplikasi File Go pada Kamis lalu. Aplikasi memang hanya memiliki sejumlah kecil pengguna dibandingkan dengan produk unggulan Google dan produk toko aplikasi lainnya.
Namun, aplikasi ini menjadi salah satu yang pertama diluncurkan di toko aplikasi pihak ketiga China termasuk yang dihosting oleh Baidu, Xiaomi Technologies dan Huawei Culture.
China membuka pintu pada Google sejak regulator mulai melarang produk perusahaan tersebut pada 2010. Larangan dilakukan ketika Google menolak untuk menyensor hasil sesuai dengan hukum setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mesin pencariannya dilarang di pasar Cina bersama dengan toko aplikasinya, email dan layanan penyimpanan cloud.
Pengatur dunia maya China mengatakan pembatasan pada media asing dan platform internet dirancang untuk memblokir pengaruh yang bertentangan dengan stabilitas dan ide-ide sosialis.
Google telah berusaha memperluas operasinya di China dan telah meluncurkan pusat penelitian intelijen buatan khusus di Beijing.
Google pun menggenjot kerjasama dengan Cina baru-baru ini. CEO Sundar Pichai telah melakukan beberapa kunjungan ke negara tersebut dan telah berbicara di dua forum pemerintah China sejak Desember.
Tahun lalu, Google merilis aplikasi Google Translate di China. Sedangkan saat ini, aplikasi 'File Go', yang membantu pengguna mengosongkan ruang penyimpanan, telah dikembangkan oleh program Google Next Billion yang menargetkan pasar berkembang, termasuk India dan Indonesia.
Meskipun sebagian besar layanan konsumen Google diblokir di China, sistem operasi Android-nya digunakan secara luas oleh vendor ponsel cerdas top, termasuk ponsel Xiaomi dan Huawei.
(age)