Jakarta, CNN Indonesia --
Datsun telah meluncurkan GO CVT (
Continuously Variable Transmission) yang merupakan titik awal kelahirannya bukan sebagai produk 'murah' LCGC (low cost and green car/mobil harga terjangkau ramah lingkungan).
Datsun GO CVT memberi standar baru untuk spesifikasi kelas mobil perkotaan, segmen kendaraan favorit konsumen.
Gayung pun bersambut,
CNNIndonesia.com mendapat kesempatan merasakan impresi Datsun GO CVT tipe T-Active yang merupakan tipe paling mahal. Penyematan transmisi CVT yang membuat saya semakin penasaran dengan mobil tersebut. Sebab Datsun Indonesia sebelumnya mengklaim mobil lebih nyaman dan mudah dikendarai di perkotaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masuk kabin penumpang, kondisi mesin dan pendingin ruangan sudah menyala.
 Interior Datsun GO CVT (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
Saat duduk di kursi pengemudi suasana yang dirasakan memang selayaknya
hatchback yang telah beredar di Indonesia. Material yang digunakan cukup baik untuk mobil harga Rp100 jutaan. Paling menarik adanya
spinal support pada jok depan. Ini membantu tulang punggung dalam posisi baik saat duduk sebagai pengemudi.
Beranjak ke kursi baris kedua, sandaran kursi depan hampir menyentuh dengkul. Untuk penumpang tinggi badan 184 sentimeter, saya menyarankan agar tidak memilih duduk berlama-lama di sana apalagi saat mobil menempuh perjalanan jauh.
Mobil pun digerakkan dengan kecepatan sedang di wilayah Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta yang menjadi lokasi uji coba yang sangat terbatas.
Saya merasakan akselerasi yang mulus nan halus. Saat berakselerasi, saya tidak merasakan adanya "sendatan" yang terdapat pada transmisinya. Selayaknya motor skutik, akselerasi mobil Datsun GO mengikuti RPM saja, akselerasinya seperti dalam satu tarikan nafas.
Pada jalan lurus, kesimpulan awal mobil dengan mesin 1.200cc berakselerasi kurang sigap. Dan saat menginjak pedal gas dalam-dalam, performa mesin dengan tenaga 78 ps (76,9 tenaga kuda) 5.000 rpm dengan torsi 104 Nm dirasa kurang meyakinkan untuk menyalip mobil-mobil di depan dengan kecepatan sedang.
Yang saya rasakan saat itu hanya suara raungan mesin masuk ke kabin penumpang, itu ketika mobil bergerak di atas kecepatan 30 km per jam. Tetapi kondisi tersebut belum termasuk kategori mengganggu.
Namun untuk penggunaan sehari-hari di Jakarta, Datsun GO ini layak menjadi sebuah pilihan bagi konsumen yang kerap berjibaku dengan kemacetan.
Penasaran dengan
handling-nya, saya mencoba beberapa kali manuver ke kiri dan kanan untuk menguji kemudi Datsun GO yang sudah disematkan
Electric Power Steering (EPS). Meski di ruang gerak terbatas mobil terbukti mudah dikendalikan saat bergerak pada kecepatan 50 kilometer per jam. Ini dibantu karena dimensi panjang kurang dari empat meter.
 Penumpang tinggi badan 184 sentimeter (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
Asyiknya, pada saat masuk tikungan dalam kecepatan rendah, lingkar kemudinya mudah diputar. Menariknya mobil memiliki radius putar yang kecil. Spesifikasi ini kian menunjang kenyamanan pengguna saat parkir atau berbaik arah di jalan sempit.
Sesekali melewati jalan bergelombang dan polisi tidur dengan kecepatan di bawah 30 km per jam. Beruntung suspensi menyuguhkan ayunan yang cukup terasa empuk. Saya merasa nyaman dan melebih ekspektasi saya untuk ukuran mobil
city car.Satu lagi, untuk menyasar segmen anak muda di Indonesia, Datsun melengkapi interiornya dengan layar sentuh 6,75 inci yang sudah terkoneksi dengan MP3, USB, AUX, b
luetooth dan
smartphone bersistem iOS maupun android.
KesimpulanMobil perkotaan umumnya dimensi kecil dan mempunyai fitur canggih di dalamnya. Rasa nyaman saat berkendara juga menjadi faktor penentu konsumen menentukan pilihan.
Datsun GO CVT menjawab semua keinginan itu. Setelah merasakan performa dan transmisi CVT Datsun GO, Datsun tahu betul keinginan masyarakat urban. Dan mobil ini sesuai dengan harapan mereka. Harga kompetitif (Rp142,19 juta) plus tersimpan teknologi canggih adalah sebuah investasi masa depan Datsun di kelas city car.
(mik)