Bandung , CNN Indonesia -- Ratusan warga Bandung akhirnya bisa menikmati pemandangan
antariksa di tengah kota. Kali ini warga disuguhkan pemandangan langit melalui kegiatan bertajuk Malam Langit Gelap yang dilaksanakan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Antariksa Nasional (
LAPAN).
Bertempat di halaman Gedung Sate, Bandung, ratusan warga dapat menikmati fenomena alam dengan bantuan teleskop yang disediakan LAPAN.
Pantauan di lokasi, terlihat warga saling mengantri untuk menikmati keindahan empat planet dengan menggunakan lima buah teleskop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya memakai teleskop refraktor," tutur peneliti LAPAN, Agustinus Gunawan Admiranto, Senin (6/8).
Kehadiran teleskop-teleskop tersebut membuat warga yang kurang puas jika hanya melihat dari kejauhan untuk dapat mengamati benda langit.
"Subhanallah, bisa melihat planet yang jauh. Puas banget karena baru pertama kali lihat planet Mars. Beda banget sama yang ada di buku pelajaran," kata Siti Mutia (46).
Malam itu, Siti tidak sendiri namun membawa serta suami Amir dan Agli putranya. "Saya dapat informasi dari Instagram ada acara ini," kata dia.
Revaldi (21), warga lainnya juga mengaku puas bisa meneropong benda langit yang ada. Ia pun merasakan kegiatan penganatan seperti ini harus lebih sering diadakan.
"Acara seperti ini bagus ya. Diskusinya juga bisa menambah wawasan," ujarnya.
Aplikasi Pengamatan BintangSementara itu, untuk mengamati langit melalui mata telanjang cukup terganggu dengan kondisi langit mendung yang menyelimuti Kota Bandung dan sekitarnya.
Meskipun demikian, warga masih bisa melihatnya melalui aplikasi yang tersedia di Playstore. Aplikasi tersebut adalah Stellarium, Skymaps dan Skyworks.
"Untuk mengetahui bintang-bintang dan planet adanya di daerah mana, pakai aplikasi. Bisa diunduh langsung di Play Store," kata Gunawan.
Dalam acara yang bertepatan dengan Hari Keantariksaan itu, LAPAN mengajak warga menyaksikan langsung Galaksi Bimasakti yang membentang di atas kepala, empat planet yang berjajar dari Barat ke Timur seperti Venus, Jupiter, Saturnus, dan Mars. Serta beberapa rasi bintang terkenal.
"Sebetulnya kalau tidak sedang mendung kita bisa melihat Mars, Saturnus, Jupiter dan Venus," ujar Gunawan.
Ia menjelaskan, aplikasi seperti Sky Maps, dapat membantu warga untuk mengetahui posisi planet dan bintang-bintang di langit. Sehingga bisa menbedakan antara titik ke titik yang lain.
Polusi CahayaSelain awan mendung, Gunawan menyebutkan, faktor lain yang membuat pengamatan terhadap kekayaan di langit adalah polusi cahaya.
Pancaran cahaya yang bersumber dari berbagai gemerlapnya lampu-lampu kota, mulai dari penerangan jalan umum (PJU) megatron, bilboard yang menggunakan lampu, lampu kendaraan sampai lampu rumah, dan gedung-gedung pencakar langit.
"Bandung memang sudah terlalu banyak polusi cahaya," kata dia.
Gunawan menambahkan, LAPAN selalu mengkampanyekan Malam Langit Gelap setiao tahunnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun kesadaran publik tentang perlunya menjaga keindahan langit dengan mengurangi polusi cahaya.
"Aksi ini sekaligus menjadi gerakan nasional berhemat energi. Malam Langit Gelap diperingati setiap tanggal 6 Agustus sebagai momentum sejarah diperingatinya hari lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan," jelasnya.
(hyg/eks)