Jakarta, CNN Indonesia --
Samsung sedang mempertimbangkan untuk menghentikan operasional salah satu pabrik ponsel di Cina. Pertimbangan ini disebabkan oleh merosotnya penjualan dan kenaikan upah tenaga kerja di Negara Tirai Bambu.
Padahal Samsung tercatat menjadi penguasa di markas
Huawei dan
Xiaomi tersebut baru lima tahun lalu dengan menguasai pangsa pasar sebesar 20 persen.
Kendati demikian tahun ini, angka itu turun jauh menjadi hanya satu persen. Samsung kalah dari merek lokal Xiaomi dan Huawei yang menawarkan harga miring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Samsung kemungkinan besar akan berhenti memproduksi ponsel di Tianjin Samsung Telecom Technology yang berlokasi di sebelah utara kota Tianjing. Samsung menyebut belum memutuskan nasib terkait operasi Samsung di Tiajing. Selain di Tiajing, Samsung juga memiliki pabrik di Huizhou.
"Pasar ponsel pintar secara keseluruhan mengalami kesulitan karena melambatnya pertumbuhan. Samsung Electronics di Tianjing menargetkan untuk fokus pada kegiatan yang meningkatkan daya saing dan efisiensi," ujar Samsung dalam keterangan resmi kepada
Reuters.
Perusahaan teknologi asal Korea Selatan ini juga berada di bawah tekanan untuk memulai lonjakan penjualan ponsel pintar. Pasalnya, Samsung mencetak pertumbuhan laba paling lambat dalam satu kuartal. Lambatnya pertumbuhan ini kemungkinan besar disebabkan produsen ponsel pintar lain yang menawarkan harga yang lebih murah dengan fitur yang lebih lengkap.
Dilansir dari
CNet, penurunan pendapatan ini mencapai 22 persen pada kuartal kedua menjadi US$20,2 miliar atau sekitar Rp295,1 triliun. Penurunan ini ditandai dengan melambatnya permintaan ponsel Samsung terbaru yakni Galaxy S9 dan S9 Plus.
Sebagai imbasnya, dalam beberapa tahun terakhir Samsung fokus melakukan investasi pada fasilitas produksi ponsel pintar di Vietnam dan India.
Pada bulan lalu, Samsung membuka pabrik manufaktur terbesar di dunia yang berlokasi di pinggiran kota New Delhi, India. Pabrik didapuk menjadi manufaktur utama perangkat Samsung yang akan diekspor ke berbagai negara di dunia.
Menurut
Electronic Times, pabrik Samsung di Tianjing memproduksi 36 juta ponsel per tahun dan pabrik di Huizhou menghasilkan 72 juta ponsel per tahun. Dua pabrik di Vietnam apabila digabungkan menghasilkan 240 juta unit per tahun.
(reuters/evn)