Jakarta, CNN Indonesia -- Nissan Motor Indonesia (NMI) terus berusaha menghilangkan cap 'mobil murah' yang melekat pada Datsun. NMI berinisiatif meyakinkan masyarakat bahwa Datsun tak sekadar produk
low cost green car (LCGC).
Presiden Direktur NMI Eiichi Koito menyadari citra 'mobil murah' Datsun mulai melekat sejak kemunculannya di Indonesia pada 2013.
"Kami memulai dengan produk LCGC, citra mobil murah terbentuk karena kami memulai dengan produk itu. tapi Datsun itu sendiri bukan hanya merek LCGC," ujar Koito di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (29/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Koito, NMI sekarang menggerakan Datsun berekspansi ke wilayah emosional dan
stylish. Datsun akan mengusung label mobil harga terjangkau, bukan 'mobil murah'.
"Inilah merek Datsun. Konsep merek terus berlanjut dan kami mengekspansi ke produk baru. Ini juga termasuk komitmen kami di Indonesia. Strategi ofensif (menyerang) Nissan bukan hanya untuk merek Nissan tetapi juga Datsun," ucap Koito.
Asal Muasal Cap Mobil MurahCerita citra 'mobil murah' yang menempeli Datsun sudah dimulai sedari awal. Reinkarnasi Datsun di Indonesia pada 2013 langsung membidik pasar otomotif gurih yang dicetuskan pemerintah, yaitu LCGC.
Fenomena pasar otomotif 'mobil murah' terbentuk, sebab diisi produk-produk yang harganya paling murah di jagat Indonesia. Dinilai dari sisi kontribusi penjualan, segmen LCGC sukses menopang penjualan nasional tetap pada level 1 juta unit per tahun.
Saat ini pasar LCGC yang diisi delapan produk dari lima merek peserta mewakili sekitar 30 persen penjualan mobil di dalam negeri.
Berbeda dari Daihatsu, Toyota, Honda, dan Suzuki yang terhitung pemain lama, Datsun merupakan pendatang baru yang begitu kenalan langsung membawa model LCGC, yaitu MPV GO+. Citra 'mobil murah' makin kuat seiring kehadiran model kedua, yakni
hatchback GO.
Selama empat tahun beroperasi, masyarakat hanya tahu Datsun cuma punya dua model yang harganya relatif terjangkau. Bila dipantau penempatan harga kedua model itu, posisi GO dan GO+ juga relatif di bawah banderol produk LCGC lainnya.
TranformasiMulai tahun ini, NMI menerapkan strategi baru yang meliputi perbaikan bisnis merek Nissan dan Datsun. Setelah cukup lama puasa peluncuran model baru, Datsun akhirnya menghadirkan model ketiga yang bukan LCGC pada Januari lalu.
Model baru Datsun itu bernama Cross. Kendati statusnya model baru, pada kenyataannya Cross dirancang menggunakan
platform GO+ namun ditambah berbagai fitur canggih yang membuat harganya mencapai Rp161,49 juta (transmisi manual) dan Rp173,99 juta (transmisi otomatis).
Banderol Cross jauh lebih mahal dari GO+ saat ini dijual mulai Rp112,3 juta hingga Rp133,9 juta.
Setelah Cross, Datsun meluncurkan model
facelift GO dan GO+ pada Mei. Ada strategi menarik yang diterapkan NMI. GO
facelitf diberikan opsi transmisi baru, CVT. Namun gara-gara itu status GO CVT bukan produk LCGC.
Sedangkan model
facelift GO dan GO+ bertransmisi manual meneruskan tradisi berada di segmen LCGC. Hingga sekarang Datsun tidak punya produk otomatis untuk LCGC.
Upaya NMI mengeluarkan Datsun dari zona LCGC belum selesai. Pada Agustus lalu, produk baru Datsun meluncur lagi, yaitu GO Live dengan dua tipe transmisi, manual dan otomatis.
Tidak kalah menarik lagi siasat NMI pada Datsun GO Live karena tipe manual dan otomatis ditetapkan bukan produk LCGC. Kenyataannya seperti itu meskipun GO Live didesain menggunakan basis GO yang versi konsepnya sudah diperkenalkan pada 2017.
Koito menjelaskan sekitar 25-30 persen porsi penjualan mobil di Indonesia berada dalam kategori 'mobil murah' yang termasuk LCGC di dalamnya. Ekspansi Datsun yang dilakukan pada tahun ini berada di area itu.
Menurut dia, kebutuhan konsumen di segmen itu tengah berubah dan Datsun menyesuaikan.
"Datsun sendiri menyediakan produk untuk memenuhi dan mempunyai proposal baru untuk segmen itu adalah hal penting. inilah yang kami lakukan, inilah strategi ofensif kami untuk indonesia," ucap Koito.
Bicara soal citra mobil harga terjangkau, Deputy Director, Head of Datsun Indonesia NMI Masato Nakamura mengatakan Datsun merupakan merek global tetapi juga lokal. Selain di Indonesia reinkarnasi Datsun juga beroperasi di India, Rusia, dan Afrika Selatan.
Dia menyadari citra itu, namun dikatakan segmen LCGC penting buat Datsun sebab punya porsi pasar besar dan menjamah banyak konsumen.
"Poin lainnya, merek datsun masih muda. Sebagai Head of Datsun, saya mau membuat citra Datsun yang kuat, meski begitu masih butuh waktu. Membangun citra merek butuh waktu," tutup Nakamura.
(mik)