Jakarta, CNN Indonesia -- Penetapan
hoaks terhadap foto aksi
Front Pembela Islam (FPI) pascagempa yang mengguncang Palu dan sekitarnya oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berbuntut panjang.
Menkominfo Rudiantara menegaskan Kominfo bukan menetapkan hoaks pada aksi FPI yang mengirim relawan ke Sulawesi Tengah. Namun, Rudiantara mengataka foto yang beredar adalah hoaks.
"Yang dibicarakan adalah foto bukan masalah kirim relawan atau tidak. Bukan pengiriman relawan, itu tidak ada kaitannya ke arah pengiriman," kata Rudiantara kepada
CNNIndonesia.com di Kantor Kominfo, Selasa malam (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas penetapan hoaks terhadap foto ini, lini masa Twiter ramai menyebut bahwa Kominfo telah memfitnah. Rudiantara mengatakan foto tersebut hoaks karena diambil saat relawan FPI membantu korban longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi.
"Begini ada orang
posting, bahwa ini bantuan ke Palu. Nah kominfo hanya mengatakan itu bukan di Palu tapi di Sukabumi. Tidak ada kalimat bahwa kami bilang tidak mengirim relawan. Fotonya memang bukan menggambarkan apa yang ada di keterangan di foto. Ini dia bilang fitnah. Apanya yang fitnah," ucapnya.
Rudiantara mengatakan Kominfo sebagai instansi pemerintah tidak mungkin sembarangan dalam penetapan hoaks. Ia meminta bukti apabila penetapan hoaks kepada foto itu tidak benar.
"Kominfo itu punya dasar (penetapan hoaks). Kominfo tidak boleh melakukan atau mencap bahwa ini adalah berita tidak benar. Jadi harus disampaikan yang benar yang mana. Apa bisa dibuktikan kalau Kominfo tidak benar. Baru bisa katakan Kominfo itu tidak benar," kata Rudiantara.
Sebelumnya, Kominfo menetapkan foto gerak cepat relawan FPI di Sulsel adalah hoaks. Foto ini diklaim sebagai tindakan cepat FPI mengevakuasi korban gempa Palu.
Setelah dibagikan lebih dari 1.500 akun, berita ini terbukti tidak benar adanya. Sebab, foto ini diambil saat relawan FPI membantu korban longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi.
"Kementerian Kominfo mengimbau agar seluruh masyarakat tidak mudah mempercayai dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak jelas sumbernya," kata Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, dalam keterangan resmi.
Sebelumnya, lini masa Twitter ramai dengan komentar yang menuduh Kominfo melakukan fitnah atas aksi relawan FPI untuk korban gempa Palu, Mamuju, dan Donggala, Sulteng.
Netizen menuduh Kominfo menebar fitnah atas aksi relawan FPI yang turun tangan membantu korban gempa.
(jnp/evn)