Google Belum Pastikan Penyalahgunaan Data Bocor Google+

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 09 Okt 2018 10:41 WIB
Alphabet, induk Google segera menutup Google+ karena kasus kebocoran data. Namun, Google sendiri belum mengetahui pengguna mana yang terkena kebocoran data.
Ilustrasi. (Foto: Istockphoto/Erikona)
Jakarta, CNN Indonesia -- Alphabet, induk perusahaan Google akan segera menutup aplikasi media sosial miliknya yakni Google+ karena kebocoran data. Namun, mereka belum yakin apakah kebocoran data tersebut disalahgunakan atau tidak dan pengguna yang terkena kebocoran.

Awalnya, raksasa teknologi ini merahasiakan pelanggaran data yang berpotensi berdampak pada 500 ribu pengguna Google+. Dilansir dari The Wall Street Journal oleh Gizmodo, Google memilih untuk tidak mengungkapkan paparan secara publik karena khawatir reaksi pasar, baik dari pengguna maupun kongres AS.

Artikel The Journal mengungkapkan insiden kabar kebocoran tersebut berasal memo c-suite yang bocor yang disiapkan oleh pengacara Google.
Memo ini mendahului pengumuman bahwa Google+ akan ditutup selama 10 bulan dari sekarang. Google sendiri mengungkapkan bahwa ada bug dalam jaringan Google+.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi perusahaan itu tampaknya tidak dapat mengatakan apakah data yang bocor itu telah disalahgunakan pada titik mana pun. Mereka pun menemukan "tidak ada bukti" terjadi penyalahgunaan.

Juga tidak jelas apakah keputusan Google untuk mengumumkan penutupan Google+ diminta oleh artikel Jurnal. Perusahaan menolak untuk menanggapi pertanyaan di luar memberikan pernyataan singkat kepada Gizmodo.

Google mengatakan dalam email bahwa staf privasinya akhirnya gagal memenuhi batas yang diperlukan untuk pengungkapan publik. Misalnya, tidak dapat mengidentifikasi secara akurat pengguna mana yang harus diberi tahu.

Google juga tidak dapat memastikan apakah data telah disalahgunakan pada titik mana pun.
Selain itu, perusahaan mengatakan, tidak jelas tindakan apa, jika ada, yang mungkin diambil oleh pengembang secara keliru diberikan akses ke data.

"Kantor Privasi & Perlindungan Data kami meninjau masalah ini, melihat jenis data yang terlibat, apakah kami dapat mengidentifikasi pengguna secara akurat, apakah ada bukti penyalahgunaan, dan apakah ada tindakan yang dapat dilakukan oleh pengembang atau pengguna di tanggapan," papar perusahaan kepada Gizmodo. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER