Jakarta, CNN Indonesia --
Honda adalah produsen otomotif di Indonesia yang paling banyak mengumumkan
recall atau penarikan kendaraan efek dari kerusakan komponen sepanjang tahun 2018. Honda menganggap ini hal biasa dan sebuah tanggung jawab perusahaan untuk keselamatan konsumennya.
Manufaktur asal Jepang itu tak bisa menghindari penarikan karena kualitas komponen yang buruk. Sebab program penarikan kembali ini jamak terjadi pada industri otomotif.
Large Project Leader Honda Brio baru, Honda R&D Asia Pacific Company Ltd Tsutomu Harano mengatakan bahwa yang terpenting adalah cacat produksi sebuah komponen tidak sampai membuat rugi konsumen, contoh akibat kerusakan komponen sampai harus menelan korban. Karena itu pentingnya penarikan untuk menghindari jatuhnya korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi karena ini hasil produksi manusia dan ada kesalahan, jadi pada saat
recall bagaimana kami segera menanganinya. Mungkin yang paling ideal mengeluarkan produk tidak ada
recall. Tapi kalau memang ada
recall ya kami harus sigap menangani itu," kata Harano dalam acara "media test drive all-new Honda Brio" di Bali pada Kamis (18/10).
Tahun ini, Honda Prospect Motor (HPM) mengadakan kampanye keselamatan karena masalah sistem pengereman,
airbag, spion dan
power steering. Terbaru adalah penarikan Freed produksi 2014 sampai 2016 dan Jazz produksi 2014 akibat mengalami catat produksi komponen
airbag inflator sisi penumpang depan.
Brio Baru Pakai Komponen BerbedaHPM menyakini Honda Brio generasi kedua tidak menggunakan komponen
inflator airbag yang sama pada Brio generasi pertama. Seperti diberitakan sebelumnya, Brio produksi tahun 2013-2014 ditarik dari tangan konsumen lantaran ada masalah pada komponen kantong udara yang disuplai Takata.
Selain itu penarikan Honda atas Brio diketahui diumumkan pada Januari 2018 lantaran komponen master silinder dan master power pada sistem pengereman. Brio yang ditarik saat itu adalah produksi tahun 2014-2017.
"Brio terbaru tidak akan ada recall. Tidak ada masalah. Untuk Brio generasi dua ini kami sudah ganti pemasok komponen tersebut," tutup Harano menyakini.
(ryh/mik)