TEST DRIVE

Hasil 'Kencan' Dua Hari Bersama Honda Brio Baru di Bali

CNN Indonesia
Jumat, 26 Okt 2018 17:11 WIB
Honda Brio RS generasi kedua diajak berkeliling Pulau Dewata, Bali untuk diuji performanya oleh jurnalis otomotif.
Honda Brio baru diuji di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) terletak di Bukit Unggasan, Jimbaran. (Foto: Dok. Honda Prospect Motor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Uji Honda Brio generasi kedua di Bali pada Rabu-Kamis (17-18/10), untuk membuktikan seberapa efektif perubahannya. CNNIndonesia.com bersama media lokal lain memanfaatkan media test drive di Pulau Dewata ini.

PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen pemegang merek (APM) Honda di Indonesia dalam kesempatan ini menyediakan 20 Brio RS generasi kedua (varian termahal) untuk diuji jurnalis. Saya berkesempatan mengendalikan mobil perkotaan kelir kuning.

Perjalanan dimulai dari titik kumpul di area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Bukit Unggasan, Jimbaran. Saat itu jam menunjukkan pukul 13.00 WIT. Teriknya matahari Pulau Dewata tak mematahkan semangat untuk merasakan mobil ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesi uji hari pertama yang tidak boleh saya lewatkan, yaitu 'menyiksa' model terbaru dari Brio pada arena slalom dan figure 8 (angka delapan). Uji pertama iniuntukmembuktikanlincahBrio baru.
Honda Brio generasi kedua diuji jurnalis di Bali pada Rabu-Kamis (17-18/10)Honda Brio generasi kedua diuji jurnalis di Bali pada Rabu-Kamis (17-18/10). (Foto: Dok. Honda Prospect Motor)
Setelah antre beberapa saat, kini giliran saya duduk di balik kemudi untuk menjajal Brio pada lintasan tersebut. Rio SB, navigator dari dari Honda Racing Indonesia. Arahan yang diberikan lebih kepada bagaimana mendapatkan posisi duduk yang nyaman dan ke mana arah tujuan kendaraan.

"Ayo cari posisi yang enak. Terus kita langsung masuk dan mutar di bundaran pertama, lalu bundaran kedua yang bentuknya angka delapan ya," kata Rio.

Instruksi usai, posisi berkendara nyaman sudah didapat, saya pun langsung 'membejek' pedal gas dan mengarahkan kemudi ke lintasan buatan tersebut.

Akselerasi mesin cukup ringan pada saat kaki kanan menginjak pedal gas, maklum ini adalah Brio RS yang dilengkapi transmisi Continous Variable Transmission (CVT). Respons transmisi jenis ini sama halusnya dengan mobil bertransmisi CVT lain.

Yang membuat saya terkesima adalah kestabilan Brio saat dipaksa meliuk-liuk di lintasan. Mobil ini melaju sesuai keinginan saya, mobil diarahkan ke kiri atau ke kanan dengan sangat mudah.
Honda Brio generasi kedua masih menyimpan mesin 1.200 cc 4 silinder.Honda Brio generasi kedua masih menyimpan mesin 1.200 cc 4 silinder. (Foto: Dok. Istimewa)
Kemudi terasa ringan dan rintangan berbentuk zig-zag mudah saya lalui. Ini membuktikan bahwa Brio baru dengan wheelbase lebih panjang memberikan efek lebih baik untuk melahap tikungan dalam kecepatan agak tinggi.

Setelah puas merasakan kelincahan Brio, saya dan rombongan bergerak menuju jalan raya. Kesempatan kali ini saya gunakan duduk sebagai penumpang belakang.

Mata tertuju pada bagian dasbor yang minim ubahan. Guna mengejar kata sporty, Honda menambahkan lis warna merah hati pada sekitar blower ac. Warna ini juga bisa menghibur mata saat melihat bagian doortrim.

Ubahan interior paling mencolok ada pada bagian jok depan yang kini menyimpan kursi yang sandaran kepala dirancang terpisah dengan sandaran badan. Ketebalan busanya juga tak jauh berbeda dengan jok Brio model lawas. Kendati demikian seluruh jok sudah menggunakan bahan fabric yang dihiasi motif titik-titik berwarna merah pada joknya.

Kritik lain untuk mobil ini tidak memberi ruang untuk penumpang tinggi badan 184 sentimeter duduk di kursi belakang. Kepala saya hampir menyentuh atap mobil. Saya menyarankan penumpang dengan tinggi badan di atas 170 cm sebaiknya duduk menjadi penumpang depan.
Penumpang tinggi badan 184 cm akan kesulitan bergerak ketika duduk di kursi baris kedua.Penumpang tinggi badan 184 cm akan kesulitan bergerak ketika duduk di kursi baris kedua. (Foto: Dok. Istimewa)
Meski kurang nyaman pada bagian kepala, area kaki justru terasa lebih lapang. Ini karena faktor dimensi Brio yang sudah dibuah lebih panjang 60mm dari generasi sebelumnya.

Tidak hanya itu saya juga merasa kabin Brio jauh lebih kedap dari model generasi pertama. Suara bising dari luar tidak berhasil menyusup ke dalam kabin mobil ini. Ini saya rasakan saat mobil melaju dari GWK ke Ulu Cliffhouse, daerah Pecatu.

Di saat rekan saya sibuk mengemudi dan menjaga ritme kecepatan agar tidak tertinggal rombongan di depan, saya pun asik melihat pemandangan di sepanjang perjalanan. Menuju Pecatu, kami pun disajikan berbagai kontur jalan mulai dari jalan menanjak, menikung, hingga bergelombang.

Dalam kondisi ini tidak masalah bagi Brio yang saya tumpangi. Rancang bangun suspensi yang telah disempurnakan dengan spring baru mampu menahan guncangan di dalam kabin.

Setelah 30 menit berkendara, saya akhirnya sampai di Ulu Cliffhouse. Pemandangan laut menuju senja menyambut saya dan rombongan. Restoran ini memang terletak di tebing yang mengarah ke bibir pantai.

Dari tebing, saya melihat proses tenggelamnya matahari. Momen ini saya manfaatkan untuk lelah setelah seharian beraktivitas.
Honda Brio generasi kedua.Honda Brio generasi kedua. (Foto: Dok. Honda Prospect Motor)
Berkendara di Jalan Perkotaan

Hari kedua saya kembali menjajal Brio. Saya dan rombongan mulai bergerak sekitar pukul 09.00 WIT meninggalkan lokasi penginapan yang terletak di daerah Nusa Dua menuju banyak tempat di Bali agar bisa merasakan lebih jauh keunggulan mobil ini.

Lokasi pertama yang saya sambangi adalah The Hub di kawasan Ngurah Rai, atau sekitar 45 menit menggunakan jalan tol dan jalur perkotaaan yang ramai kendaraan. Mesin 1.200 cc SOHC empat silinder yang digunakan Brio RS baru sempat saya buktikan di tol.

Honda Brio masih menyediakan mode transmisi D dan S. Posisi D seperti biasa, saya gunakan untuk perjalanan santai di tol. Sesekali tongkat transmisi saya arahkan ke posisi S.

Dengan mode S, mesin mobil memang lebih 'galak', namun tak tega mendengar raungan suara mesin meladeni keinginan saya. Secara keseluruhan karakter mesinnya sama persis dengan Brio model lawas.
Rombongan Honda Brio berada di kawasan GWK, Bali.Rombongan Honda Brio berada di kawasan GWK, Bali. (Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Tidak terasa pengukur kecepatan menyentuh angka 120 km per jam. Pada saat melesat dengan kecepatan tinggi, Brio generasi kedua yang saya tumpangi lumayan stabil. Sedikit ada gejala limbung, tetapi itu bisa dimaklumi.

Keluar dari tol saya langsung disambut padatnya lalu lintas Bali yang menurut saya waktu yang tepat untuk menguji kelincahan Brio sebagai city car. Dalam kondisi jalan padat, rasanya saya tidak perlu terlalu panik atau khawatir bodi mobil mengenai kendaraan lain. Dengan keahlian yang mumpuni, Brio terbukti lincah melepaskan diri dari kepadatan lalu lintas.

Tidak lama kemudian, saya tiba di The Hub untuk bertukar posisi dengan teman yang penasaran dengan Honda Brio baru.

Destinasi selanjutnya adalah Konkrete daerah Tipubeneng, Kuta Utara, Cabina Bali daerah Kerobokan Kelod dan Bali Wake Park sekaligus menandakan berakhirnya sesi uji Brio generasi kedua di Bali.

Kesimpulan

Melalui pengujian ini Honda nampaknya kembali ingin membuktikan bahwa Brio masih dapat diperhitungkan sebagai pilihan konsumen di kelas mobil perkotaan. Sebab model barunya tetap mengutamakan kenyamanan pengemudi dan penumpang.

Gebrakan Brio di segmen city car setidaknya bisa membuat khawatir para pesaingnya. Menurut saya tidak hanya di kelas city car, juga momok untuk kategori mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC).

Kelebihan:

- Perubahan dimensi menimbulkan efek lega penumpang belakang.
- Mesin yang dipadukan dengan transmisi CVT terasa halus.
- Desain pintu belakang lebih proporsional.

Kekurangan:

- Kursi baris kedua kurang nyaman untuk penumpang tinggi badan 185 cm.
- Mesin kurang responsif.
- Tidak ada tilt steering. (ryh/mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER