Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika kecelakaan pesawat terjadi asumsi pun bermunculan terkait dengan penyebabnya. Mulai dari kerusakan sistem navigasi, mesin hingga kesalahan pilot. Sebagai produk dari hasil teknologi mutakhir, pesawat telah didesain sedemikian sempurna untuk menghindari kecelakaan.
Berdasarkan temuan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada 2016, ada rata-rata satu kecelakaan untuk setiap 2,86 juta penerbangan. Walaupun demikian, pesawat juga disebut salah satu moda transportasi paling aman di dunia. Pertanyaan kenapa bisa mengalami kecelakaan?
Berdasarkan statistik, mengutip
flightdeckfriend.
com, sejumlah kecelakaan pesawat di dunia sulit ditemukan penyebabnya. Para penyidik tidak menjelaskan secara gambang penyebab kecelakaan meski Kotak Hitam yang tersimpan di pesawat yang mengalami kecelakaan ditemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor utama kecelakaan pesawat disebabkan pilot (55 persen), kerusakan mekanikal pesawat (17 persen), cuaca (13 persen), sabotase (8 persen) dan 7 persen lainnya (ATC,
Ground Handling, tidak diketahui).
Kendati demikian kecelakaan pesawat tidak pernah terjadi karena satu alasan tertentu, selalu ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan pesawat terbang. Contohnya pilot yang kelelahan, ditambah dengan cuaca buruk dan masalah teknis pesawat.
Masih banyak faktor penyebab pesawat celaka.
Dalam pemberitaan sebelumnya, dalam dunia penerbangan dikenal istilah
Critical Eleven. Ada dua periode berbahaya dalam penerbangan pesawat, yaitu waktu tiga menit setelah pesawat lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat.
Analis kecelakaan penerbangan menjelaskan selain pilot dan cuaca, penyebab lain yang potensi mencelakakan pesawat adalah ketika
takeoff (13 persen), naik ke udara (8 persen), mengudara (27 persen), hendak mendarat atau
Decent Initial Approach (17 persen) dan mendarat (38 persen).
(mik)