SIngapura, CNN Indonesia -- Biaya perbaikan dan perawatan
PC lawas disebut 1,6 kali lipat lebih tinggi dari biaya perawatan PC baru. Biaya perawatan PC lawas diperkirakan sebesar US$490 (Rp7,4 juta) sementara PC baru seharga US$305 (Rp4,6 juta).
Hal ini diungkap berdasarkan studi Techaisle. Studi ini juga menyebut bahwa PC tua punya potensi 2,7 kali lebih besar untuk mendapat perbaikan. Sehingga pengguna akan kehilangan waktu produktivitas mereka ketika PC mesti diperbaiki. PC (
personal computer) terdiri dari laptop dan komputer desktop.
Bagi industri kecil dan menengah, kehilangan produktivitas ini bisa menyebabkan kerugian US$2.246 (Rp33,9 juta). Nilai kerugian ini 3,1 kali lebih tinggi dari PC baru yang dinilai lebih jarang masuk "bengkel" untuk mendapat perbaikan.
Sehingga, ketika dihitung total kerugian seringnya melakukan perbaikan dan kehilangan produktivitas gara-gara memiliki komputer tua. Techaisle mencatat biayanya mencapai US$2.736 (Rp41,5 juta) per perangkat. Biaya ini cukup untuk mengganti perangkat tua itu dengan dua laptop baru atau lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi Techaisle ini dilakukan terhadap 2156 perusahaan kecil menengah di Asia Pasifik. Dari total UKM yang disurvey, 85 persen UKM punya lebih dari 500 pegawai memiliki PC yang berusia di atas empat tahun. Sementara 60 persen SMB dengan pegawai kurang dari 100 orang juga menggunakan PC tua itu.
"(Sebanyak) 7 dari 10 UKM yang disurvey memiliki PC yang berusia lebih dari empat tahun, sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan," jelas Bradley Hopkinson, Vice President, Consumer, and Device Sales Microsoft Asia, saat ditemui di kantor Microsoft di kawasan Suntech, Singapura, Selasa (30/10).
Hasil studi itu juga menyebut bahwa 65 persen UKM percaya bahwa menggunakan PC baru membantu mengurangi biaya pemeliharaan secara keseluruhan. Sementara 62 persen percaya bahwa PC baru membuat staf mereka lebih produktif.
(eks/age)