Jakarta, CNN Indonesia -- Proses evakuasi korban dan pesawat
Lion Air JT-610 saat ini berada dalam tahap identifikasi korban dan pencarian
kotak hitam alias
black box.
Proses identifikasi korban jasad dari penumpang Lion air JT-610 di perairan Karawang, hingga Jumat (2/10) tim evakuasi telah mengumpulkan 65 kantong jenazah. Kemudian identifikasi korban pun harus dilakukan oleh tim
Disaster Victim Identification (DVI).
Identifkasi dalam kecelakaan pesawat tidak mudah karena kondisi jasad korban tidak selalu dapat dikenali. Terkadang malah hanya berupa potongan badan, atau kondisi jasad yang sudah membusuk karena tidak ditemukan berhari-hari.
Oleh karena itu, DVI menggunakan pengumpulan data
postmortem dan
antemortem agar dapat mengidentifikasi korban. Istilah tersebut sering bermunculan di media, namun sebagian masih belum memahami arti di balik istilah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa makna di balik istilah yang muncul saat melakukan identifikasi jasad korban kecelakaan.
Postmortem
Data postmortem adalah data fisik yang diperoleh melalui identifikasi personal setelah korban meninggal. Tim DVI melakukan berbagai pemeriksaan terhadap korban selengkap-lengkapnya. Data postmortem terbagi menjadi dua, yakni primer dan sekunder. Data primer adalah sidik jari, profil gigi, dan DNA korban.
Sidik jari akan terintegrasi dengan sidik jari saat membuat KTP, Paspor, hingga SIM. DNA korban kemudian akan dicocokkan dengan data sampel DNA kerabat.
Data sekunder adalah data fisik, foto korban, properti jenazah, dan data antropologi forensik (tato, berat badan, tinggi badan, cacat tubuh). DVI harus menjaga jasad korban dari mengurangi proses pembusukan alami.
AntemortemAntemortem adalah data-data fisik spesifik unik korban sebelum meninggal. Data-data ini biasanya diperoleh dari keluarga korban. Misalnya foto terakhir korban, barang bawaan, berat dan tinggi badan, tato, pakaian terakhir , aksesoris terakhir bekas luka, tanda lahir, sampel DNA kerabat hingga rekaman pemeriksaan gigi korban.
RekonsiliasiTim DVI akan melakukan perbandingan data postmortem dan antemortem yang melibatkan ahli forensik dan profesional lain. Apabila data yang dibandingkan terbukti cocok maka dikatakan identifikasi positif. Kemudian jasad korban akan diserahkan ke pihak keluarga.
Namun, jika data yang dibandingkan terbukti tidak cocok maka identifikasi dianggap negatif. Data postmortem jenazah tetap disimpan sampai ditemukan data antemortem yang sesuai.
(jnp/age)