Jakarta, CNN Indonesia --
CCTV bisa otomatis mengenali wajah dan objek jika di "belakangnya" dilengkapi dengan
perangkat lunak yang dinamakan video analisis. Sesuai namanya,
software inilah yang menganalisis hasil tangkapan video yang direkam oleh CCTV. Analisis bisa dilakukan karena software ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
"
Software kamera ini memiliki model pemindaian untuk identifikasi objek atau manusia. Analisi ini bisa terlihat orang umurnya berapa jenis kelamin, ketahuan pakai topi, wajah, atau tas," kata Product Manager Enterprise Business Group Huawei Indonesia Eric Sugiono saat ditemui di sela-sela acara Indo Defense 2018, Jiexpo, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).
Eric mengatakan software tersebut nantinya bisa disambungkan dengan database milik kepolisian. Sehingga, hasil pengenalan wajah oleh CCTV bisa digunakan untuk mengidentifikasi kriminal atau buronan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berfungsi untuk melakukan pencegahan ketika ada orang yang yang terdeteksi data base black list atau kriminal. Jadi nanti ada alarm bahwa orang ini sedang dicari," ujar Eric.
Ketika sistem sudah terintegrasi dengan berbagai data, perangkat lunak ini juga akan memudahkan proses penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang. Pasalnya perangkat lunak ini bisa secara detail mengidentifikasi informasi seseorang. Sebab, sistem bisa langsung melakukan pencarian dari semua data rekaman CCTV yang ada.
"Kemudian bisa lakukan investigasi. Nah ini bisa lalukan pencarian dengan cepat. Ciri ciri orangnya bagaimana Pakai topi, baju hitam, tas. Itu bisa lakukan pencarian dengan cepat, dalam hitungan detik," tutur Eric.
Eric membandingkan kamera tanpa video analisis akan merepotkan penyelidik sehingga prosesnya akan lama. Dengan adanya video analisis, proses identifikasi pelaku bisa jauh lebih cepat diungkap penyelidik.
"Kalau dibandingkan dengan kamera biasa. Mereka ini harus melakukan pencarian (manual). Harus cek beberapa kamera satu per satu dan hitungan bisa berjam-jam atau berhari-hari untuk menemukan orang yang dicari," kata Eric.
Eric juga mengatakan sofrware ini terbuka untuk merek kamera pengawas apapun di luar Huawei. Ia mengakui implementasi perangkat lunak di kamera pengawas memang masih rendah di Indonesia.
"Kalau di luar negeri sudah banyak dipakai. Tapi kalau di Indonesia mungkin masih dibilang masih baru. Mungkin ada tapi tidak banyak," ujar Eric.
(jnp/eks)