Jakarta, CNN Indonesia -- Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) bukan mobil nasional (mobnas) menurut pernyataan Harjanto, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian.
Hal utama yang mesti dipahami bahwa AMMDes bukan mobil penumpang pada umumnya dan tidak bisa diuji tipe sesuai ketentuan yang berlaku di dalam negeri. AMMDes merupakan kendaraan pedesaan yang dijual tanpa pelat nomor, artinya peruntukannya bukan untuk melintasi jalan raya.
"Saya sendiri belum mendapat arahan bicara mobnas. Kalau kita bicara mobnas ini kan ada insentif yang mengikuti, khusus. Setahu saya pengertian mobnas di sini adalah kaya mobil-mobil LCGC (
Low Cost Green Car), makanya definisi mobnas itu apa? kalau mobnas itu diartikan adalah mobil dengan lokal konten tinggi, itu LCGC," ucap Herjanto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan regulasi, mobnas di Indonesia adalah Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat) yang pernah muncul pada 1990-an di era Soeharto sebagai presiden. Timor sebagai mobnas dinyatakan dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996 dan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1996.
Namun kebijakan pemerintah Indonesia saat itu dinilai diskriminatif dan dibawa sampai ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Indonesia dituduh melanggar ketentuan General Aggrements of Tariff and Trade (GATT) dan dihukum harus menghentikan proyek Timor. Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1998 dikeluarkan yang isinya mengakhiri mobnas.
"Jadi gini, kalau konsep pengembangannya diskriminatif memang melanggar aturan WTO. Makanya kami tidak pernah, di manapun bukan hanya otomotif, pola pengembangannya kan harus 'most favorite nation', kan kita sudah menjadi anggota perdagangan dunia. Artinya kita mengembangkan sektor manapun, tidak hanya otomotif, tidak boleh ada proses diskriminatif," ucap Harjanto.
"Kalau ada prinsip-prinsip diskriminatif akan dibawa ke panel WTO dan faktanya kita pernah kalah," katanya lagi.
Menurut Harjanto pemerintah sifatnya mendorong terciptanya merek baru seperti AMMDes. Pengembangan AMMDes dikatakan bisa cepat, di bawah delapan bulan, karena industri komponen dari tier satu sampai tier tiga sudah tersedia.
Pemerintah dikatakan mengembangkan kesanggupan industri komponen seperti itu untuk mengembangkan merek baru seperti AMMDes.
"Bukan (AMMDes bukan mobnas). Kita kan mengembangkan merek lokal. Kalau mobnas itu kan, kalau dibilang mobnas itu seakan-akan ada intervensi khusus di situ," ucap Harjanto.
Gelar mobnas yang kerap diasosiasikan untuk LCGC dikatakan Harjanto karena pendekatannya konten lokal tinggi dan kontribusinya pada negara. Kontribusi itu dikatakan dari hal menekan emisi, mengurangi penggunaan bahan bakar, dan penerimaan pajak.
(fea/mik)