Jakarta, CNN Indonesia -- Belum selesai kasus
penggelapan pajak dilakukan Carlos Ghosn, Nissan kembali menghadapi masalah setelah diduga telah melakukan manipulasi saat tes emisi.
Masalah inspeksi kendaraan
Nissan muncul kembali, hanya dalam waktu dua bulan setelah produsen mobil Jepang itu merilis rencana 'reformasi' untuk menjaga kualitas produknya di dunia.
Diberitakan
Nikkei, Kamis (6/12), jika kecurangan ini terbukti maka masalah ini akan menjadi yang keempat kalinya bagi Nissan untuk kasus manipulasi tes emisi sejak masalah yang sama pertama kali terungkap pada Mei 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan bahwa Nissan yang memiliki basis perusahaan di Yokohama itu sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan penarikan kendaraan yang terpengaruh berdasarkan temuan baru tersebut. Jika tidak ada aral melintang
recall kemungkinan dilakukan bulan ini.
Nissan telah mengungkapkan beberapa kasus inspeksi yang tidak benar selama setahun terakhir. Pada Juli tahun lalu, dikatakan bahwa pengujian sampel untuk emisi dan konsumsi bahan bakar dalam inspeksi akhir pabrik di Jepang tidak memenuhi standar domestik.
Potensi recall diduga tak hanya terjadi di Jepang, namun meliputi sejumlah negara.
Tidak diinformasikan model dan jumlah mobil Nissan yang akan terlibat
recall. Pihak Nissan Motor Co juga belum mengeluarkan peryataan resmi terkait manipulasi emisi yang kembali muncul.
Tahun lalu, Nissan mengakui ada kesalahan internal dalam proses pengujian emisi gas buang. Perusahaan pun akhirnya inisiatif meminta maaf dan berjanji mencegah terulangnya kecurangan hasil pengujian.
Kasus serupa sempat juga pernah menerpa pabrikan Volkswagen Grup yang telah menginstal perangkat lunak pada sekitar 11 juta mobil diesel VW, Audi, SEAT serta merek Skoda di seluruh dunia guna membantu mereka menghindari standar emisi.
Buntut dari kecurangan itu, pengadilan Jerman pun mendenda Volkswagen AG sebesar US$1,2 miliar atau setara Rp16,7 triliun atas kasus
dieselgate di industri otomotif dunia.
(mik)