Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga survei Spire mengungkapkan karakteristik penduduk Indonesia yang malas membuat layanan
pengantaran makanan yang disediakan
Grab dan
Gojek sangat populer. Menurut CEO Spire Jeffrey Bahar, karakteristik masyarakat Indonesia adalah terbiasa dilayani.
Selain itu, tidak semua restoran menyediakan layanan pengantaran makanan. Oleh karena itu, konsumen bisa memesan makanan dari restoran mana pun dengan adanya layanan pengantaran yang disediakan oleh Gojek dan Grab.
"Fenomena masyarakat Indonesia terbiasa dilayani. Saya sebut Indonesia 'lazy economy'. Kalau yang kami lihat, tidak semua restoran Indonesia punya layanan pesan antar, ini yang membuat (transaksi) Gofood dan Grabfood cukup tinggi," tutur Jefrey ketika memaparkan hasil survey, di kawasan Sarinah, Jakarta Selatan, Rabu (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu contoh kemalasan ini menurut Jeffrey terlihat dari kebiasaan makan masyarakat Indonesia makan di restoran cepat saji. Di luar negeri menurutnya, masyarakat terbiasa membereskan makanan sendiri ketika makan di restoran cepat saji.
"Food court di Malaysia atau Singapura saja kita harus bersihkan sendiri makanan. Kalau di Indonesia jarang. Lalu kalau makan di fast food dan telat itu diantarkan, kalau di negara lain itu kita yang tetap ambil," kata Jeffrey.
Namun, menurut Jeffrey layanan Grabfood dan Gofood memberikan keuntungan dan membuat meratanya persaingan bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) bidang kuliner. Pasalnya mereka dipastikan tidak memiliki layanan pengantaran makanan.
Oleh karena itu, Gofood dan Grabfood membuat pelaku UKM bisa menyediakan layanan pengantaran makanan. Sehingga, restoran kelas UKM bisa bersaing dengan restoran kelas atas.
"Dengan adanya
ride-hailing, persaingan merata. Restoran kecil juga bisa gunakan layanan
delivery dengan layanan ini. Ini Dengan adanya ini dan ciri khas masyakarat lazy economy yang maunya makanan langsung diantar bisa memberi pemerataan persaingan," tutur Jeffrey.
Berdasarkan hasil survei Spire dari 175 responden, 47 persen memilih memesan Grabfood dan Gofood karena tidak memiliki waktu yang cukup untuk memasak makanan.
45 persen di antaranya memesan makanan melalui aplikasi ride-hailing karena tidak bisa keluar rumah karena kondisi yang tidak memungkinkan. Sementara itu 30 persen memesan Grabfood dan Gofood karena tidak memiliki waktu untuk membeli makanan sendiri.
(jnp/eks)