Facebook Hapus Ratusan Akun Terkait Saracen di Indonesia

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 01 Feb 2019 17:00 WIB
Facebook menghapus ratusan akun, laman, dan grup yang terkait dengan kelompok Saracen yang menjadi biang keladi penyebar ujaran kebencian dan hoaks.
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Thierry Roge)
Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook menghapus ratusan akun, laman, dan grup yang terkait dengan kelompok Saracen yang menjadi biang keladi penyebar ujaran kebencian dan hoaks.

"Akun dan halaman ini secara aktif bekerja untuk menyembunyikan apa yang mereka lakukan dan dihubungkan dengan Kelompok Saracen, sebuah sindikat online di Indonesia," kata kepala Kebijakan Cybersecurity Facebook Nathaniel Gleicher.

Mengutip Reuters, Gleciher mengatakan kelompok Saracen ini memiliki urgensi untuk memecah belah masyarakat Indonesia. Ketua sindikat Saracen Jasriadi dijatuhi vonis 10 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka telah menggunakan pesan menipu dan jaringan halaman tersembunyi dan akun untuk mendorong narasi sering memecah belah atas masalah utama dari debat publik di Indonesia," kata Gleicher.

Eksistensi kelompok Saracen dan tiga anggotanya pada tahun 2016 juga sempat diungkap oleh Polri. Polri mencurigai Saracen sebagai sindikat yang dibayar utuk menyebarkan informasi 'panas' melalui media sosial.

Indonesia saat ini merupakan pasar terbesar ketiga Facebook di dunia dengan jumlah 100 juta pengguna. Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, mengatakan bahwa Saracen mengunggah materi yang melibatkan masalah agama dan etnis, serta berita palsu yang memfitnah pejabat.

Pages Facebook milik Saracen memiliki jumlah pegikut sebesar 170 ribu anggota. Sementara itu, akun Instagram Saracen memiliki jumlah pengikut lebih dari 65 ribu orang.

Kendati demikian, Facebook mengatakan orang-orang yang terpapar konten hoaks tersebut lebih tinggi dari jumlah pengikut Saracen di media sosial. 

Selain Indonesia, peredaran informasi palsu dan hoaks melalui Facebook memicu kekhawatiran banyak pihak. Pada Januari, Facebook mengumumkan dua pusat operasi pemantauan konten pemilu di Dublin dan Singapura. (jnp/evn)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER