Jakarta, CNN Indonesia -- Belum satu tahun sejak pertama kali diperkenalkan pada Indonesia Motorcycle Show (IMOS) November 2018,
PCX Electric akhirnya resmi dipasarkan Astra Honda Motor (
AHM) di Tanah Air pada akhir Januari 2019.
Ini merupakan inovasi baru untuk sebuah raksasa otomotif yang diketahui menjadi pemimpin pasar sepeda motor bermesin konvensional di Indonesia. Namun, buat yang berharap membelinya mesti sabar, sebab AHM punya konsep berbeda, yaitu menyewakan PCX listrik itu buat kalangan tertentu.
Sistem sewa itu dikatakan bakal dipertahankan dalam beberapa tahun ke depan, jadi dalam jangka waktu dekat lebih baik jangan berekspektasi PCX listrik bakal kelihatan seliweran di jalanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau belum dijual, untungnya AHM Honda menyediakan sesi test ride bagi pewarta di sela peluncuran PCX listrik pada pekan lalu. Saya tidak ingin ketinggalan mengambil bagian menjajal motor murni listrik perdana bagi Honda di Indonesia ini.
Lokasinya berada di parkiran JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat yang telah disulap Honda, walau tidak terlalu luas, menjadi tempat uji coba.
Giliran saya tiba, satu unit PCX listrik siap diajak berkeliling di trek rekayasa. Ada trek lurus yang panjangnya seperti tidak sampai 15 meter dan beberapa jalur berkelok agar bisa bermanuver saat sesi pengetesan.
Honda PCX Electric. (Foto: Dok. Istimewa) |
Posisi DudukMenurut saya duduk di atas PCX listrik sama saja seperti varian PCX lainnya yaitu model konvensional dan hybrid. Posisi berkendara tidak ada yang berubah, sepertinya Honda benar-benar ingin mencontek kenyamanan PCX untuk varian listriknya ini.
Untuk diketahui, PCX listrik menggunakan basis varian hybrid, namun beda pada versi listrik strukturnya dibuat lebih panjang agar dua baterai muat diselipkan di bawah jok, tanpa mempersempit ruang roda belakang.
Dimensi PCX listrik yaitu panjang 1.960 mm, lebar 740mm, tinggi 1.095mm,
ground clearance 132mm, dan jarak sumbu roda 1.380mm.
Dinilai dari desain, tidak terlihat beda signifikan. Paling terlihat mungkin hanya pada knalpot yang 'dibuang', spatbor kini menggunakan
huger yang tidak menempel pada bodi, melainkan pada motor listrik.
Tidak lupa, yang membuat tampilannya beda dari varian PCX sebelumnya yaitu penambahan emblem 'electric' pada bagian sayap dan lis biru terang menyala pada lampu serta dekat pijakan kaki.
Tanpa SuaraSaya tidak sadar kalau PCX listrik ini sudah siap digas. Tidak ada bunyi sedikit pun terdengar sebagai tanda bahwa motor listrik sudah stand by.
Namun, pemberitahuan bahwa motor sudah menyala ada pada panel instrumen. Jadi saat kontak diputar ke posisi 'on', lalu tuas rem sebelah kiri ditekan bersamaan menekan tombol 'starter' maka bakal muncul tulisan 'ready' pada panel instrumen motor ini yang menandakan motor siap gas.
Walau hening saat dinyalakan, PCX listrik mengeluarkan suara "nging" saat dikendaraai. Suara itu sangat halus, hampir tidak terdengar kalau kuping tidak terlalu peka pada suara tersebut.
Perlu dipahami, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor, kendaraan listrik wajib bersuara.
Hentakan akselerasi saat pertama digas mengungkap bahwa tenaganya lumayan. Namun saya tidak bisa puas merasakan tenaga itu karena keterbatasan area test ride, jadinya gas mesti buru-buru diturunkan.
Di atas kertas, PCX listrik diklaim mampu menghasilkan tenaga maksimum 5,6 daya kuda pada 5.500 rpm dan torsi maksimal 18 Nm. Tapi kata Honda torsi maksimal bisa didapat hampir instan atau hanya pada 500 rpm.
Sedangkan untuk kenyamanan ketika meliuk di jalur berbelok, rasanya sama saja seperti saya mengendarai PCX Hybrid maupun konvensional. Meski dimensi PCX listrik dibuat memanjang, itu tidak mengubah kenyamanannya.
Honda PCX Electric. (Foto: Dok. Istimewa) |
KesimpulanSoal kenyamanan motor ini mungkin tidak perlu banyak bicarakan. Sebab, pedoman yang digunakan Honda masih berasal dari PCX hybrid dan konvensional.
Namun, saya harus kecewa lantaran bagasi luas yang tersembunyi di balik jok menyusut menjadi enam liter. Bagasi itu kini nampaknya hanya untuk jas hujan, tanpa bisa meletakkan helm di dalamnya.
Dua baterai lithium-ion berkapasitas masing-masing 50,4 volt yang disusun bertingkat di bawah jok sukses mengikis bagasi PCX listrik.
Tapi yang pasti sembari menunggu regulasi dan kesiapan infrastruktur, Honda tentunya masih mempunyai waktu cukup panjang untuk melakukan pengembangan agar PCX listrik laris manis di pasar Indonesia.
(ryh/fea)