Jakarta, CNN Indonesia -- Material beton yang jadi landasan
jalan tol dianggap kalangan tertentu berbahaya buat pengemudi sebab bisa membuat
ban meletus. Salah satu produsen ban di dalam negeri, Dunlop Indonesia, punya pendapat soal hal itu.
Hendra Himawan, GM Sales Admin & Planning Departemen Training and Sales Sumi Rubber Indonesia Dunlop menjelaskan ada kemungkinan ban menjadi aus karena melintasi jalur beton, namun dikatakan tidak lantas meletus.
"Jadi korelasi beton menyebabkan ban pecah itu saya tak bisa mengatakan benar atau salah, jadi perlu diteliti. Karena penyebab ban pecah macam-macam," kata Hendra di Jakarta, Kamis (21/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra memaparkan permukaan jalan beton dan aspal punya karakter berbeda, di mana beton lebih keras sedangkan aspal itu lunak dan halus. Dia mengingatkan pada dasarnya semua produsen ban sudah melakukan uji coba produk dengan menempuh berbagai jenis material jalan.
"
Nah efeknya kepada ban kalau jalan itu keras permukaan kasar, keausan lebih cepat," katanya.
Jalan beton riskan bikin ban aus, namun itu bukan satu-satunya faktor penyebab keausan ban. Menurut Hendra ada faktor lain misalnya cara mengemudi "
stop and go".
"Mengerem kan perlu traksi, itu pasti mengikis. Jalan start awal pasti perlu daya dorong juga. Itu pasti [ban] akan habis juga," katanya.
Selain material jalan dan prilaku mengemudi, Hendra bilang tekanan udara yang kurang pada ban juga bisa menjadi penyebab keausan lebih cepat.
"Kalau tekanan udara kurang itu ban akan semakin terbeban berat, gesekan semakin besar. Dan biasanya kalau kurang udara yang aus bagian tepinya. Kalau kekerasan [tekanan udara ketinggian] tengahnya yang cepat aus," ucap dia.
Hendra menambahkan kesehatan kondisi kaki-kaki mobil juga sanggup mempengaruhi keausan ban. Maka itu
spooring dan
balancing disarankan wajib dilakukan pemilik mobil mengingat kondisi jalan-jalan di Indonesia tidak semuanya sama.
Bengkel biasanya menyarankan pemilik mobil melakukan
spooring dan
balancing setiap 10 ribu km atau enam bulan sekali.
"Lalu jumlah muatan juga berpengaruh ya untuk keausan ban," kata Hendra.
Cerita soal anggapan beton bisa bikin ban meletus terangkat saat Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto- Sandiaga Uno mengkritik jalan tol yang dibangun pada era Presiden Joko Widodo.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan pernah mengklaim pembangunan jalan tol selama empat tahun pemerintahan Jokowi sudah mencapai 671 kilometer.
Juru bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Dian Fatwa menilai bahwa 'tol Jokowi' berpotensi membahayakan pengguna karena sebagian permukaannya beton bukan aspal. Beton disebut mudah membuat ban panas dan kemudian bisa meletus saat mengemudi di tol.
"Jadi semua jalan yang dibangun oleh Jokowi bentuknnya rigid pavement itu dari beton. Beton ini gesekan antara ban itu kalau dengan kecepatan tinggi cepat panas dan cepat meletus seperti diamplas," kata Dian dikutip dari DetikCom.
"Karena itu jalan yang dibangun Jokowi tidak memenuhi standar
highway atau
flexible pavement karena tidak ditambah aspal. Ini persoalan
safety ini diabaikan. Emang
rigid pavement itu kan abis kerikil, beton, kemudian aspal. Kalau
ditambahin aspal itu adalah
high grade, mestinya itu ditambahkan di situ tapi itu tidak," ucap Dian.
(ryh/fea)