pada penghujung 2018 lalu. Sebelumnya perangkat serupa sudah lebih dulu diperkenalkan di ajang Computex 2018 di Taiwan.
. Kendati demikian, gamer harus menunda hasrat membeli ponsel ini setelah Asus menunda penjualannya hingga Maret mendatang.
Penjualan ini menahbiskan ROG Phone sebagai ponsel gaming pertama yang hadir di Indonesia. Sementara pesaingnya yakni Xiaomi Blackshark, ZTE Nubia Red Magic, dan Razer Phone belum ada tanda akan sambangi Tanah Air.
berkesempatan untuk menjajal ROG Phone dengan cipset terkuat Qualcomm yakni Snapdragon 845 dengan 128 GB yang dibanderol Rp13 juta. Ponsel ini menggunakan otak yang sama dengan Pocophone F1 yang dibanderol hanya Rp4 jutaan, atau Rp9 juta lebih murah.
menemukan sejumlah perbedaan signifikan dengan Pocophone F1. Apa saja perbedaan tersebut?
Hal yang paling mencolok dari segi desain berada pada punggung ponsel ini. Ponsel ini memberikan kesan mewah nan anti-
mainstream yang cocok bagi Anda yang ingin tampil berbeda.
Dari segi materialnya, terlihat dan terkesan sangat mewah. Punggungnya didesain dengan bahan kaca dan seperempat dari badannya berbahan besi.
Kesan tangguh muncul ketika melihat desain sisi eksteriornya. Dari sisi konstruksi, ROG phone tampak sangat gagah. Asus mengatakan desain punggung ROG terinspirasi dari 'Tactical Knife' berbahan besi dan dilengkapi dua lubang ventilasi untuk mengeluarkan hawa panas dari ponsel.
 Kipas pendingin yang berada di punggung ponsel. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Pada bagian belakang juga terdapat logo ROG yang meningkatkan kasta si empu-nya ponsel. Baahkan logo ROG ini dibekali dengan LED yang bisa menyala dengan opsi empat efek lampu (Breathing, Strobing, Static dan Color Cycle).
Personalisasi lampu ini bisa diatur di Game Center pada bagian Aura Lighting. Anda bisa mengatur warna dan efek lampu di situ sesuka hati Anda.
Ketika Game Mode atau X Mode dinyalakan untuk mendongkrak performa, maka lampu akan berubah-ubah warna dengan cepat. Semua mata dapat dipastikan tertuju pada ponsel ini.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Pada bagian belakang juga terdapat pemindai sidik jari dengan bentuk berbeda dari yang sering ditemukan di ponsel mainstream. Bentuk pemindai sidik jari ponsel ini lebih menyerupai kotak, bukan lingkaran.
CNNIndonesia.com menilai posisi pemindai sidik jari kurang tepat karena terlalu tinggi. Bentuknya juga tidak menutupi seluruh jari telunjuk, justru terasa sangat melebar ke samping.
Beralih ke bagian depan, ROG Phone memiliki layar Amoled 6 inci FHD+ (2160x1080) dan menurut
CNNIndonesia.com kurang terasa mantap karena terlampau sempit. Sebagai perbandingan, Pocophone F1 saja memiliki layar 6,2 inxi meski masih mengusung layar LCD.
Akan tetapi,
CNNIndonesia.com mengapresiasi ketiadaan poni dalam ponsel ROG.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Fitur layar yang paling disukai
CNNIndonesia.com dan pastinya para gamer adalah refresh rate ponsel hingga 90Hz dan response rate 1ms. Dengan begitu, pergerakan gambar terasa mulus yang tentu dibutuhkan gamer saat bermain game bergenre First Person Shooting seperti, PUBG dan Free Fire.
Anda diberikan kebebasan untuk memilih refresh rate yang bisa diatur dalam pengaturan display. Ada dua opsi, 90 Hz dan 60 Hz.
Refresh rate di display layar bisa diatur 90 Hz. Meski tidak setinggi Razer phone yang mencapai 120, menurut
CNNIndonesia.com udah cukup menunjang gamer untuk bisa bermain PUBG sambil menikmati ayam goreng. Di mata akan terlihat perbedaannya lebih mulus ketimbang ponsel lain yang hanya mendukung hingga 60 Hz.
Fitur ini terbukti ketika
CNNIndonesia.com menjajal untuk bermain game Errant: Hunter’s Soul atau PUBG. Dengan konfigurasi pengaturan gambar tertinggi, ROG Phone bisa membabat rendering gambar dengan sangat baik. Bahkan ada pilihan “smoother graphic” di bagian pengaturan gambar game yang tidak ada pada ponsel lainnya.
Dari segi keamanan, layar ROG Phone dibekali dengan corning terbaru, yaitu Gorilla Glass 6 dan bagian belakang dibekali dengan Gorilla Glass 5.
ROG Phone berukuran 158.83 x 76.16 x 8.65mm dengan berat 200 gram terasa masuk akal jika melihat material, kualitas, dan baterai bongsor berkapasitas 4.000 mAh.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Penambahan aksesoris berupa kipas membuat ponsel kian terasa berat saat dipakai terlalu lama.
CNNIndonesia.com tak memungkiri jika ponsel terasa kurang nyaman saat dipegang lama, terlebih jika digunakan hanya menggunakan satu tangan.
Ponsel bongsor ini justru terasa lebih pas saat dipegang dengan dua tangan untuk memainkan gim dengan model landscape.
Asus pada satu sisi membenamkan dua sensor di kiri dan kanan yang berfungsi untuk mendukung fitur Air Triggers. Air Triggers akan bergetar ketika ditekan yang bisa baru berfungsi ketika bermain game Air Triggers memberikan sensasi ketika bermain di controller konsol game.
Fungsi ini sangat cocok bagi yang bermain PUBG atau Free Fire. Air Trigger membuat segala sesuatu yang harusnya di tap, bisa ditekan di bagian kanan dan kiri di sisi kanan ponsel ponsel.
Seolah sangat mengerti gangguan gamer ketika mengecas lewat bagian bawah ponsel ketika bermain dengan mode landscape, ROG Phone juga bisa melakukan pengecasan di sisi kiri ponsel.
Artinya ketika bermain game dalam posisi landscape, Anda tetap bisa mengecas dengan nyaman karena posisi kabel tidak mengganggu tangan. Di lubang yang sama, kipas tambahan Asus juga bisa ditambatkan apabila pengguna merasa ponsel terlalu panas. Demi menyiapkan performa kelas Sultan, Asus membekali ROG Phone dengan otak Snapdragon 845 yang kecepatannya sudah dimodifikasi menjadi 2,96 GHz. Padahal cipset Snapdragon 845 milik Pocophone F1 saja clocking hingga 2,8 GHz
Snapdragon 845 tersebut dibekali dengan GPU Adreno 630, Ram 8 GB dan ROM 128 atau 512 GB. Dari sisi software ROG Phone menggunakan tampilan antarmuka ROG Gaming UI yang berjalan di atas Android 8.1.
Dengan ruang penyimpanan internal seluas itu Anda dipastikan tidak membutuhkan memori eksternal. Slot ROG Phone memang tidak memiliki ruang untuk memori eksternal, hanya untuk kartu nano-SIM saja.
Otak terkuat besutan Qualcomm ini sudah diatur menjadi 2,96 GHz yang bisa diaktifkan dengan X Mode yang jika dimatikan, maka clocking cipset tidak didorong ke batas maksimal.
Ketika
CNNIndonesia.com bermain Errant: Hunter’s Soul, PUBG, dan Free Fire dengan pengaturan grafis tertinggi, ponsel sudah bekerja dengan sangat baik. Jadi dengan kata lain, kehadiran X Mode yang mendorong cipset agar clocking hingga 2,96 GHz tidak terlalu berguna.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Sebaliknya, penggunaan X Mode justru membuat ponsel lebih cepat panas dan memakan lebih banyak daya baterai. Untuk itu dibutuhkan kipas tambahan untuk membantu ponsel mendinginkan diri.
Pengaturan fitur X Mode bisa dilakukan di Game Center. Yang unik dari X Mode ini, ikon-ikon bawaan ROG Phone akan berubah menjadi warna jadi merah.
Akan tetapi clocking CPU ketika X Mode juga bisa diatur Dalam Game Profile di bagian pengaturan Game Center. Ada enam pilihan maksimum CPU, mulai dari 2.09 Ghz, 2.24 Ghz, 2.47 Ghz, 2.64 Ghz, 2.80 Ghz dan 2.96 Ghz.
Bahkan lampu logo ROG yang berada di punggung juga berkelap-kelip berubah warna dengan cepat. Dapat dikatakan saat fitur ini diaktifkan, ponsel seolah-olah 'mengamuk'.
BateraiROG juga dibenamkan baterai berkapasitas 4.000 mAh yang dikombinasikan dengan fitur Quick Charge 4+. Ponsel akan terisi dari kosong hingga penuh selama kurang lebih dua jam. Dengan catatan ponsel ini tidak digunakan sama sekali.
Saat dicoba, dalam waktu 13 jam, baterainya hanya berkurang 3 persen. Saat dijajal untuk bermain game selama 10 menit, indikator baterai hanya berkurang 3 persen. Saat X Mode dinyalakan selama 10 menit untuk bermain game, indikator baterai berkurang 9 persen.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Penggunaan kipas untuk mendinginkan ponsel justru membuat baterai lebih cepat habis. Saat kipas digunakan selama 8 menit, indikator baterai menandakan berkurang 5 persen.
Dilema terasa lantaran jika tak memasang kipas, ponsel terasa sangat panas setelah dimaikan selama satu jam. Tanpa kipas, setelah memainkan gim selama sejam suhu ponsel terpantau mencapi 42 derajat Celcius.
Kabel charger ROG Phone kedua ujungnya adalah USB C. Hal ini akan menyulitkan Anda apabila lupa membawa charger ponsel ketika ponsel mati. Artinya Anda juga tidak bisa menggunakan power bank. Membicarakan bidang fotografi, Asus membekali ROG Phone dengan modul dan sensor yang kurang lebih sama dengan Asus Zenfone 5 Z. Kamera depan dibekali dengan 8 MP, dengan aperture f/2.0.
Pada bagian belakang, ponsel ini memiliki sensor kamera 12 MP f/1.8, 24mm (wide), 1/2.55", 1.4µm, yang dilengkapi dengan HDR, 4-axis Optical Image Stabilization dan Phase Detection Auto-Focus (PDAF)
Hasil dari foto tidak mengecewakan.
CNNIndonesia.com bersyukur meskipun ROG Phone adalah posel gaming, Asus tidak menampikan bidang fotografi.
 Hasil foto kamera belakang ROG Phone. (Foto: CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
 Hasil foto kamera belakang denagn efek bokeh. (Foto: CNN Indonesia/ Jonathan Patrick) |
 Hasil foto kamera depan. (Foto: CNN Indonesia/ Jonathan Patrick) |
Kedua kamera belakang bisa menghasilkan foto yang bagus di kondisi kurang cahaya maupun yang kelebihan cahaya.
Menyoal kamera depannya, ponsel ini memiliki efek bokeh seperti ponsel kekinian. Dan juga ada efek beauty yang bisa memuluskan kulit Anda. Secara keseluruhan,
CNNIndonesia.com menilai ROG Phone bisa menjadi pilihan bagi gamer mobile di Indonesia. Bekal ROM, RAM, CPU, dan GPU yang mumpuni membawa pengalaman penuh saat bermain gim.
Bekal harga Rp15 juta untuk ROM 512 GB dan Rp13 juta untuk varian ROM 128 GB jelas ditasbikan sebagai barang mewah yang hanya menyasar segmen tertentu.
Namun, jika terasa harganya terlampau tinggi, Anda bisa memiliki Pocophone F1 yang dibekali cip Snapdragon 485 fan RAM 8 dibanderol hanya Rp4 jutaan. Kendati Pocophone tak menawarkan nilai tambah seperti halnya ROG phone mulai dari sisi desain, kamera, ketangguhan konstruksi, layar hingga clocking prosesor yang ibarat 'bumi' dan 'langit'.
Kelebihan- Desain konstruksi yang unik, mewah, dan gagah.
- Performa Qualcomm Snapdragon 845 yang didorong hingga batas maksimal.
- Adanya teknologi terkini seperti Air Trigger, Squeeze detection.
- Fresh rate yang tinggi di layar OLED membuat kelembutan ketika bermain game.
- Banyak aksesoris paket retail seperti kipas eksternal, controller Game Vice,
Kekurangan- Baterai terasa panas saat dipakai bermain gim dalam jangka waktu lama.
- Kabel charger USB C di kedua tipe membuatnya sulit dicari alternatif.
- Ruang penyimpanan tidak bisa diperluas.
- Pemindai sidik jari lambat dan tidak nyaman saat digunakan.
- Harga aksesoris tambahan yang dijual terpisah bisa mencapai Rp17 juta tau setara harga satu unit ROG Phone.
Spesifikasi
Sistem operasi | Android 8.1 (Oreo) |
Cipset | Qualcomm SDM845 Snapdragon 845 (10 nm) |
Prosesor | Octa-core (4x2.96 GHz Kryo 385 Gold & 4x1.7 GHz Kryo 385 Silver) |
Memori | 128/512 GB, 8 GB RAM |
Kamera | Depan8 MP, f/2.0, 24mm (wide) dan belakang dual: 12 MP, f/1.8, 24mm (wide), 1/2.55", 1.4µm, 4-axis OIS, dual pixel PDAF; 8 MP, 12mm, no AF |
Dimensi | 158,8 x 76,2 x 8,3 mm |
Bobot | 200 gram |
Harga | mulai dari Rp13 juta |