Jakarta, CNN Indonesia --
Motorola dikabarkan tengah mengembangkan
ponsel lipat. Hal ini terungkap dari wawancara dengan salah satu eksekutif perusahaan. Namun, ia tidak mendeskripsikan dengan jelas kapan ponsel lipat itu akan diluncurkan, apakah tahun ini atau tahun depan.
"Kami telah mengerjakan ponsel lipat sejak lama," jelas Motorola VP of Global Product Dan Dery kepada
Engadget. "Dan kami terus melakukan banyak perbaikan."
Bocoran paten ponsel lipat Motorola telah terkuak sejak tahun lalu. Namun, sebelumnya Motorola tak banyak bicara soal proyeknya ini. Dalam wawancara itu, Dery tak banyak mengungkap detil pengembangan ponsel lipat tersebut. Namun, ia hanya diam-diam mengonfirmasi soal akan dirilisnya ponsel lipat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan
The Wall Street Journal sempat disebut kalau ponsel lipat ini diperkirakan akan meluncur pada akhir Februari. Namun, sepertinya hal ini tidak akan terjadi. Lebih lanjut, Dery malah menyebut kalau Motorola tidak ingin ketinggalan dari para kompetitornya di pasar.
Mengingat Samsung akan meluncurkan Galaxy Fold pada April mendatang, Huawei Mate X pada pertengahan tahun, maka diperkirakan Motorola akan meluncurkan ponsel lipat mereka pada paruh kedua tahun ini.
Merujuk pada file paten yang diajukan Motorola, sepertinya ponsel lipat perusahaan itu akan menguikuti desain RAZR. Ponsel ini akan memiliki layar internal yang bisa dilipat dua ketika ponsel ditutup, serupa dengan ponsel dengan model clamshell di era feature phone dulu.
Berbeda dengan ponsel lipat samsung yang terlipat vertikal, ponsel lipat Motorola malah terlipat secara horizontal. Dari gambar paten yang beredar, ponsel tersebut ini akan berbentuk kotak ketika dilipat dan menjadi ukuran smartphone normal saat dibuka.
Dery juga menjelaskan bahwa kemampuan ponsel lipat Samsung dan Huawei yang bisa dilipat hingga 360 derajat memiliki kerapuhan tersendiri.
"Kami telah mengetes perangkat dengan (layar) plastik OLED (yang dilapisi) film di bagian atas," jelasnya merujuk pada teknologi serupa yang digunakan oleh Huawei Mate X. "Faktanya, ketika layar ini disentuh dengan kuku maka ia akan tergores. Layar jenis ini memiliki waktu hidup yang singkat. (Layar itu) mulai mati sejak awal anda membukanya. Tapi (layar) itu indah. Hari pertama Anda membukanya, layar itu indah."
Sehingga, menurutnya, Motorola tidak akan mengadopsi pendekatan layar ponsel bisa dilipat hingga 360 derajat itu. Dari gambar patennya, ponsel lipat Motorola memang hanya bisa dilipat dan dibuka 180 derajat hingga layar terentang seperti smartphone umumnya.
"Tujuannya adalah tidak untuk menaruh layar dibagian luar. Ketika Anda tahu Anda akan menghadapi layar yang mudah tergores, ponsel Anda akan segera menjadi tidak berguna," lanjutnya.
Sebelumnya, Wall Street Journal juga memperkirakan ponsel lipat RAZR ini akan dijual US$1500 (sekitar Rp21 juta; kurs 14,056). Sedikit lebih murah dari Harga Mate X Rp36,5 juta (2.299 euro; kurs 1 euro=Rp15.891,28), lebih mahal dari Fold yang dibanderol Rp27,7 juta (US$1.980). Namun dengan layar yang lebih kecil dari kedua ponsel ini.
(eks/eks)