Jakarta, CNN Indonesia -- Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (
MMKSI) bersikap memandang Nissan
Livina sebagai kompetitor
Xpander meski kenyataannya kedua produk itu menggunakan platform yang sama dan diproduksi di pabrik Mitsubishi di dalam negeri.
Head of Sales and Marketing Group MMKSI Imam Choeru Cahya mengatakan tidak ada komunikasi antara pihaknya dengan Nissan Motor Indonesia terkait strategi pemasaran, termasuk soal penempatan harga.
"Kami anggap itu kompetitor saja, sama. Secara bisnis strategi pemasaran, sama, itu kompetitor. Kami ingin meraih pasar sebanyak-banyaknya di pasar Indonesia, walaupun itu kakak-adik atau saudara atau apa, tetap saja," kata Imam saat ditemui di Jakarta, Kamis (4/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nissan di Jepang merupakan pemilik 34 persen saham Mitsubishi. Kedua merek ini menjadi bagian aliansi bersama Renault yang memiliki 43 persen saham Nissan.
Menurut Imam, terkait aliansi, arahannya jelas, yakni Xpander dan Livina hanya berbagi platform sedangkan untuk strategi pemasaran dikatakan berkompetisi.
"Terus terang kita pun terus memantau Livina setelah meluncur, bagaimana pergerakannya di pasar Indonesia. Kami masih percaya diri, dengan kepercayaan konsumen di Indonesia, mungkin Xpander sudah
proven selama sudah setahun lebih, sampai saat ini tidak ada keluhan yang cukup signifikan semuanya puas dan kalau lihat SPK [Surat Pemesanan Kendaraan], dengan ada produk baru tidak terlalu signifikan turunnya jadi hampir sama, stabil saja malah," urai Imam.
Selama dua bulan awal 2019, sebagian besar Low MPV selain Xpander punya desain baru, yaitu Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, dan Honda Mobilio. Selama periode itu, berdasarkan data wholesales, Xpander terjual 5.708 unit dan 5.532 unit.
MMKSI mengklaim telah mengirimkan 100 ribu unit Xpander selama 18 bulan terhitung sejak diluncurkan. Pencapaian itu dianggap rekor se-Indonesia sebab belum pernah ada produk lain yang bisa mencapai angka itu, secepat itu.
(fea)