Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (
BPPT) menerapkan teknologi
modifikasi cuaca untuk mengatasi
pencemaran udara. Teknologi ini akan diterapkan mulai pertengahan Juli di kawasan DKI Jakarta.
BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) akan menyiapkan tiga skenario untuk mengatasi pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan perekonomian.
"Gubernur DKI Jakarta sudah beri lampu hijau dan meminta agar teknologi modifikais cuaca dilaksanakan paling cepat setelah tanggal 10 Juli dan paling lambat sebelum periode anak sekolah masuk pasca libur," ungkap Kepala BPPT Hammam Riza melalui keterangan resmi, Kamis (4/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tri Handoko Seto, Kepala BBTMC mengatakan teknologi modifikasi cuaca antisipasi pencemaran udara di perkotaan ini berbeda dengan operasi serupa untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan.
Nantinya akan ada tiga skenario teknologi modifikasi cuaca yang diterapkan untuk antisipasi pencemaran udara. Pertama, penyemaian awan dengan garam NaCL akan dilakukan disaat ada awan potensial agar turun hujan terjadi di wilayah Jakarta.
"Cara ini diharapkan bisa membuat polutan yang ada di atmosfer Jakarta dan melawan angin hingga bisa tersapu dan jatuh bersama dengan air hujan," jelasnya.
 Teknologi modifikasi cuaca yang akan diterapkan oleh BPPT. (Foto: BPPT) |
Metode kedua, jika tidak ada awan potensial maka dilakukan penghilangan lapisan inversi, yaitu dengan melakukan semai pada lapisan-lapisan inversi dengan menggunakan
dry ice dengan tujuan lapisan tersebut menjadi tidak stabil.
Lapisan inversi ini menjadi salah satu penghalang bagi polutan untuk terbang secara vertical, sehingga polutan terakumulasi di permukaan hingga dibawah lapisan inversi.
Metode ketiga dengan metode
water spraying dari darat menggunakan alat Ground Mist Generator yang akan ditempatkan di 10 lokasi di daerah
upwind (melawan angin).
"Disaat sulit ditemukan awan kita akan lakukan penyemprotan air dengan pesawat dari darat ke atmosfer. Air yang disemprotkan bertujuan untuk mengikat polutan yang ada," jelasnya.
Dalam penerapannya nanti, BPPT akan menggunakan armada CASA milik TNI-AU dari skuardron 4 Lanud Abdurachman Saleh Malang.
[Gambas:Video CNN] (evn)