DFSK Klaim Tak Punya Beban dengan Masuknya 2 Merek China

CNN Indonesia
Jumat, 12 Jul 2019 19:07 WIB
Rencana investasi dua merek mobil China BYD dan Jianghuai di Indonesia justru membuat perusahaan DFSK lebih optimis menawarkan produk mobil yang kompetitif.
DFSK Glory 560. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sokonindo Automobile (DFSK) menegaskan tidak memiliki beban dengan rencana kedatangan dua merek mobil China ke Indonesia. Bagi DFSK Indonesia rencana relokasi BYD Automobile dan Jianghuai Automobile (JAC) ke dalam negeri bakal menambah ketat persaingan industri otomotif nasional.

Demikian disampaikan Marketing General Manager Sokonindo Automobile, DFSK Indonesia, Permata Islam kepada media di Jakarta Selatan, Jumat (12/7).

"Karena itu artinya memberi pilihan ke masyarakat. Masing-masing produsen atau akan memberi yang terbaik dengan fitur terbaik kepada konsumennya," kata Permata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria karib disapa Arta ini menegaskan masuk dua merek mobil China tersebut justru membuat perusahaan DFSK lebih optimis mengarungi pasar otomotif Indonesia dengan memberikan pilihan jenis mobil ke konsumen dalam negeri.

Menurut Arta, pihaknya pun tidak perlu menyiapkan strategi khusus, terlebih mengantisipasi pergerakan merek baru tersebut. Arta menambahkan fokus perusahaan adalah lebih kepada 'menjaga' kualitas produk agar konsumen tak berpindah merek mobil.

"Karena ini sesuatu yang bisa dikatakan dinamika pasar otomotif. Bahwa ada persaingan merek baru masuk, dengan keunggulan mereka. Ya tinggal bagaimana kami update. Kuncinya bagaimana kami terus fokus pada konsumen," tukas Arta.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenkomaritim) telah mengumumkan rencana pemindahan atau relokasi pabrik BYD dan JAC. Pada kesempatan berbeda Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga telah membenarkan rencana bisnis produsen asal negeri tirai bambu itu.

Relokasi dua brand itu dijelaskan Kemenkomaritim merupakan imbas dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Hingga kini prosesnya peralihan investasi masih dalam penjajakan, belum sampai menentukan lokasi pabrik. Nilai investasi dua perusahaan tersebut di Tanah Air juga belum sepenuhnya terungkap. (ryh/mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER